Flag Counter

Kamis, 26 September 2013

Inseklopedia Mini Peghanok (Peranap)

Inseklopedia Mini ini merupakan hasil data yang kami peroleh ketika melakukan Kukerta Pada 01 Juli-10 September 2013 di Desa Katipo Pura Kec. Peranap-Kab.Inhu-Riau.



Segho
Alat penangkap ikan. (biasanya ikan kapiye) dll. Segho ini umumnya terbuat dari bambu yang telah diolah. Pertamanya bambu terlebih dahulu dibelah-belah dan diraut dalam ukuran kecil dan untuk panjangnya tergantung besar segho yang ingin dibuat. Kemuadian rautan bilah bambu tersebut dianyam dengan rotan ataupun tali dan diberi bingkai rotan. Antara Segho berbeda dengan lukah baik dari bentuknya, segho memiliki 1 pintu tempat masuknya ikan pada bagian tengah, sedangkan lukah memiliki 2 pintu yakni satu lubang perangkap, dan satunya lagi sebagai pintu mengeluarkan ikan. Namun ada juga segho yang digunakan untuk menangkap ikan dibuat dari kawat besi.
Jaghing
Jaring, sejenis alat penangkap ikan yang sejenis dengan jala terbuat dari benang atom. Jaring dipasang memanjang di batang kuantan yang mana ujungnya diberi pelampung dan ujung bawahnya diberi pemberat yang biasanya masyarakat katipo pura menggunakan batu besar. Jaghing biasanya dipasang ditengah-tengah batang kuantan tempat ikan berlalu-lalang. Ketika ikan tersangkut maka ikan tersebutlah hasil tangkapan.
Jantan
Sebutan untuk jenis laki-laki, untuk manusia maupun hewan.
Juluk
Istilah untuk mengambil buah-buahan menggunakan kayu ataupun bambu yang disebut galah.Manggo ko masih mudo,nak tolong deyen ambik an sa buah?iko galah e roh. (Mangga ini masih muda, mau bantu aku ambilkan satu?ini galahnya).

Kolombai
Menurut cerita orang-orang dulu (masyarakat katipo pura)hantu kelombai merupakan hantu khas yang ada di Katipo Pura. Ciri-ciri fisiknya : rambutnya panjang hitam hingga mencapai tumit, badannya sebesar manusia. Matanya juga seperti manusia. Hantu Kolombai biasanya mengganggu manusia apabila manusia mengganggu dia. Menurut kepercayaan (mitos) dilarang keluar rumah pada tengah hari (jam 12.00), senja (magrib) subuh antara jam 03.00 dinihari. Karena pada jam itu hantu ini akan keluar. Hantu Kolombai jenis hantu tidak jahat, karena dia muncul hanya menakuti manusia apabila merasa terganggu. Apabila bertemu hantu kolombai ini, orang yang melihat bisa demam, badannya menggigil dan seluruh bulu kuduknya berdiri karena ketakutan. Untuk mengusir hantu ini, biasanya dibacaka dengan ayat-ayat al-qur’an, misalnya Ayat kursi.

Ketogughan, keteguran
Sakit karena disapa oleh mahluk halus, seperti Jin. Menurut kepercayaan masyarakat katipo pura, apabila orang keluar atau jalan atau bergurau berlebihan pada saat-saat tertentu, seperti magrib, tengah hari dan tengah malam maka mahluk halus tersebut menyapanya. Akibat dari sapaan tersebut orang tersebut akan sakit dengan gejala, demam, badan terasa dingin, sementara suhu badannya panas, kepala pusing, badan lemas atau semangat terasa hilang.
Cara mengobati keteguran yaitu : Kunyit dipotong kemudian dibelah dua. Lalu dibacakan doa seperti : syalawat nabi, ayat qur’an, an-nas lalu ditambahkan bacaan (mantera )berupa pantun:
“Bissmillahirromanirrohim
Tenggi-tenggi  raja pondung
Tompek menanam dijelito
Sidi sakti kau tonung
Bogi lah dengar dengan berito
Setelah kunyit dibacakan bacaan, kemudian diletak di punggung tangan kanan dan diayun-ayunkan.
(Kalo iyo si …. Ketoguran, badan telalu, sebuah telangkup, sebuah telentang kunyit). Lalu dialmbung dan ambil telungkup, lalu dipotong dan dibuang.
Amo-amo tobang potang, hingguk ke ranting daun rambutan.
Penyakit bawa pulang, semangat pulang ke kandang Laa illa ha illah…
 Maknanya membuang/mengusir hantu yg memasuki tadi. Kemudian ambil yang telentang dan ambil, gosokkan di kening 3x…
Dengan kehendak Allah, biasanya si pasien akan sembuh..
Namun, jika ketogoghan lebih parah, maka ditambah dengan pengobatan disombur. Yaitu pengobatan dengan air putih yang diminumkan ke pasien terlebih dahulu disemburkan ke ubun-ubunnya.
Menurut pepataah orang tu-tua dulu : “Kalo suko-suko nanti lawannya luko: kalau bergurau berlebihan, nanti berakibat luka. Biasanya nasehat ini disampaikan agar anak-anak, remaja maupun orang dewasa agar tidak bergembira secara berlebihan. Misalnya tertawa yang berlebihan.

Beluluk
Buah pohon Enau atau aren, disebut juga buah atap atau kolang-kaling. Masyarakat Katipo pura menyebutnya beluluk. Buah ini jika dimakan langsung akan gatal, namun jika diolah buah ini akan nikmat terutama menjadi campuran kolak dll. Beluluk juga terdapat dalam pepatah adat, seperti berikut:
Beluluk  elok di tandannya, jangan disangkut e ke liher. Kena getahnya nanti.
Maksud dari pepatah diatas : Jangan menceritakan keburukan orang lain. Karena mungkin akan menimpa kita juga. Maksud dari pepatah ini juga memberikan nasehat agar sesame manusia, sekampung  bertetangga tidak saling adu domba.
Adat Pernikahan

 Lamaghan
·         Memberikan kain kelambu, khusus kepada pihak perempuan
·         sebuah cincin mas 1 mayam. Dimana cincin yang diberikan sesuai kemampuan pihak lelaki.
·          Kain kelambu ( 1 buah ) 
·         Uang sesuai kemampuan
Sesuai perjanjian adat kalau pihak perempuan tidak menepati janji maka yang diantar oleh pihak lelaki 1 maka pihak perempuan mengembalikan 2. Dan jikalau pihak lelaki yang tidak menepati janji maka hantaran akan menjadi hak pihak perempuan.
Mimik mamak memulai berhitung menyatakan sah. Dimana duduklah  pemuka adat dan pemuka pemerintah.

Adat Aqiqah
Disebut juga dengan upacara aqiqah, dilaksanakan saat bayi berumur 7 hari. Tetapi adakalanya karena sesuatu dan lainnya seperti biaya dan sebagai pelaksanaan aqiqah boleh dilakukan sebelum atau setelah 40 hari. Upacara akikah hampir menyerupai upacara cukur rambut, tetapi akikah dilakukan penyembelihan hewan. Pada umumnya masyarakat

Bujang Kaling
Bujang kaling sebutan untuk  orang yang membacakan pantun ketika upacara perkawinan.

Manyirih
Menyirih adalah adat untuk mengundang orang. Dimana adat itu berarti bersandi sarak, yang diperlukan dalam menyirih ada 5 yaitu sirih, gambir, kapur, tembakau, dan pinang. Kelima bahan ini bermakna rukun islam yang ada lima.
Acara mengantar sirih / menyirih umumnya dilakukan oleh orang tua, keluarga ataupun kerabat.  Sebagai simbol, petanda, aba – aba maupun pemberitahuan kepada dukun beranak tersebut. Tujuan pemberitahuan ini agar dukun beranak tersebut tidak terkejut. Umpamanya jika acara menyirih ini tidak dilakukan maka jabi ( bayaran untuk dukun beranak )  bidan ini 2 kali lipat karena aturan adat telah ditetapkan.

Jabi Bidan
Merupakan hantaran/bayaran yang diberikan kepada dukun beranak yang telah membantu proses melahirkan tersebut. Jabi Bidan ini  yang berisi kelapa setali (2 buah kelapa ) yang sudah tua dan diikat, 1 gantang (3kg) beras, 1 ekor ayam minimal berat ½ kg ( ayam tersebut sesuai dengan jenis kelamin bayi yang dilahirkan tersebut),dan  kain kafan. Jabi Bidan  tersebut diserahkan setelah proses persalinan selesai oleh pihak keluarga yang melahirankan tersebut dengan pepatah adat :
Suci hati bekeadaan, suci mata boleh ditengok
Ndak pono kate, pono ke bawah
(Tidak bayak, sedikit pun tidak apa-apa).
Pepatah ini sebagai ucapan terima kasih, rasa syukur dan permintaan maaf kepada bidan beranak tersebut.
Pantangan Saat Hamil
Masyarakat desa Katipo Pura mempercayai adanya pantangan-pantang ketika seseorang hamil. Berikut beberapa pantangannya:
1.      Tidak boleh membelit kain/handuk ke badantubuh. Alasanya: Tali pusar akan membelit apabila melahirkan nanti.
2.      Tidak boleh makan kulit jawi. Alasannya:Menurut kepercayaan masyarakat bahwasanya nantinya ketuban sulit pecah saat melahirkan.
3.      Tidak boleh mengasah parang tanpa air.
4.      Tidak boleh duduk di depan pintu. Alasannya nanti bayi lahir sungsang.

Shidah
Merupakan  jenis kue  khas desa katipo pura yang terbuat dari tepung gandum yang  rasanya manis dan memiliki tampilan yang  berbentuk kerucut. Dan badannya bergunting sehingga menyerupai kulit buah nanas. Selain dari bentuknya yang khas, kue ini menggunakan bawang goreng yang ditaburi di atasnya. Disebut juga dengan penganan atau raja kue.  Biasanya sidah ini hanya dihidangkan pada acara tertentu saja seperti acara hantar kue dan perkawinan, kenduri, syukuran, tunangan, dan pada hari raya besar.seseorang yang menyantapnya mesti mengambil dulu bagian bawah, jika diambil bagian atas maka dianggap kurang sopan. Adapun bahan – bahan yang digunakan untuk membuat kue sida ini adalah tepung, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, air, garam, dan secukupnya. Cara membuat kue sida ini :
Tepung, gula, dan air dicampur menjadi satu kemudian ditambahkan garam secukupnya. Aduk-aduk hingga kental lalu masukkan minyak sedikit demi sedikit hingga adonan kental dan mengkilap. Setelah matang lalu dinginkan dan adonan dibentuk. Kemudian diberi bawang goreng yang ditaburi di atasnya.

Kue Talam
Sebutan kue lapis terbuat dari tepung beras dan dicetak dalam talam, sehingga disebut dengan kue talam. Adapun bahan – bahan yag digunakan tepung beras, gula pasir, gula merah, santan, dan telur. Adapun cara membuatnya tepung beras ditambahkan gula pasir, gula merah, dan santan alu aduk hingga merata kemudian dikukus. Setelah setengah matang diolesi campuran santan dan telur.  Biasanya kue talam ini dihidangkan ketika upacara kematian. Menurut kepercayaan masyarakat desa katipo pura talam / sebagai payung di padang masyhar bagi yang meninggal tersebut.

Lemang
Jenis panganan yang terbuat dari pulut dan dimasakkan di dalam buluh. Karena cara memasaknya yang khas dan merupakan kerja yang berat, biasanya lemang hanya dibuat pada upacara peringatan 7 hari kematian. Menurut kepercayaan masyarakat desa katipo pura bambu lemang tersebut yang akan menjadi tongkat di padang mahsyar. Namun saat ini masyarakat juga membuat lemang pada hari tertentu seperti pesta perkawinan juga lebaran.

Piket
Wadah untuk mengisi barang seperti lanjang dimana cara membuatnya biasanya dianyam. Dari bahan daun pandan, mengkoang dan mengsiang. Beda dengan lanjang, piket diberi gentingan di sebelah atas. Piket ini terbuat dari pandan yang sudah diolah terlebih dahulu, sehingga menjai mengkilap. Piket ini mempunyai tali untuk disangkutkan ke kepala, tentu sudah dialas dengan kain, sendangkan pengikatnya berada di punggung. Talinya terbuat dari kayu terap, diikatkan di bawah kuping piket. Piket ini digunakan untuk membawa padi ketika menuai, talinya diletakan diatas kepala dan tempat barang-barang yang dibawa ke ladang. Pulangnya dapat membawa sayuran dan ikan.
Sinya
Sinya yaitu Rantang yang merupakan tempat membawa atau mengantar penganan atau lauk. Dalam adat perkawinan di masyarakat katipo pura, Sinya menjadi tempat atau wadah kueh-mueh kelengkapan sebelum mengantar tanda.

Buntal
Merupakan jenis ikan yang menjadi gembung atau gelembung ketika disentuh atau dipegang. Istilah lain dari buncit, gelembung atau bundar. Jenis-jenis ikan buntal antara lain Buntal batu yang disebut juga buntal kotak atau buntal peti,buntal duri disebut juga buntal landak, buntal pisang dan buntal patin.

Kotuk
Beduk yang terbuat dari batang kayu cukup besar, diberi lobang memanjang dan disertai pemukulnya yang juga dari kayu. Kotuk ini terletak di surau, kotuk dipukul sebagai penanda sampai waktu shalat.

Limau Wodan/limau suci
Merupakan jenis limau yang buahnya besar, berbuah sepanjang musim. Buah limau wodan dipercaya sebagai limau suci yang dapat menyucikan diri. Limau wodan ini selain buahnya, daun nya juga bisa digunakan untuk mandi balimau. Selain itu Limau Suci  juga dipercaya sebagai buah yang hakikatnya membersihkan diri.  Limau suci ini terkandung dalam mantra dalam ritual mandi Tapong Tawar berikut :
Limau ko limau halal
Ramas dalam guci
Togak ko di pintu halal
Duduk ko di pintu suci.

Limau ko si limau wodan
Bawa mudik ka sungai ranting                      
Luar sucikan badan
Dalam sucikan daging

Cuci urat cuci daging
Cuci tubuh serato nyawo
Suci Allah suci Muhammad
Suci baginda Rasulullah
Barakot kalimah :Laa illa ha illallah
Buaya Kuning
Sosok buaya yang melegenda berwarna kuning yang hidup di batang kuantan. Buaya kuning dipercaya sebagai penghuni sakti sebagai penunggu kampung, yang mana buaya ini muncul tiba-tiba tanpa dikehendaki orang. Menurut cerita  masyarakata desa Katipo Pura yang pernah melihat sosok kemunculan buaya ini, ukurannya tidak terlalu besar hanya panjangnya sekitar 1 meter yang besarnya seperti Biawak besar.
Dorat
Sebutan datuk yang menghuni di desa Katipo Pura sejak lama yang mana dipercaya menurut mitos yang berkembang di masyarakat sebagai penghuni sakti yang fisiknys sesosok jin yang memiliki tubuh tinggi sekitar 3 meter. Pantangannya jangan menganggap jin tersebut tidak ada, karena jika dianggap melanggar maka Dorat akan menmpakan diri pada orang yang diinginkannya. Dorat merupakan asli penduduk katipo pura sebagai penunggu kampung.  Biasanya dorat muncul di jalan – jalan kampung.

Katipo Pura
Katipo Pura merupakan nama sebuah desa dahulunya bernama Katipo.  Katipo yang berarti sungai.  Namun setelah  terjadinya banjir besar sekitar tahun 1957, penduduk desa Katipo kemudian  pindah ke tempat yang lebih tinggi yang sekarang dikenal dengan nama Katipo Pura . Mata pencaharian penduduk desa katipo pura kebanyakan menakik yaitu memotong pohon karet dan diperoleh getah selain itu juga mata pencaharian lainnya  mencari ikan,
Tokoh masyarakat di desa katipo pura ini antara lain
Guru H. Suman
Seorang ulama awal di desa katipo pura.  Guru H, Suman ini  mengajar di mesjid dan di rumah – rumah.
Guru Tengku Hitam
Guru Tengku Hitam ini mengajar di bagian pendidikan khususnya di sekolah yang dulunya  itu bernama PBH ( Pemberantasan Buta Huruf ). Namun sekarang sekolah ini berganti nama menjadi SDN 015 Pura.
Mesjid tertua didesa katipo pura sudah tidak ada lagi karena sudah dibongkar. Hal ini disebabkan letak posisinya yang tidak sesuai yaitu di tepi kuantan. Mesjid ini dibongkar pada tahun 1970-an.
Bukit  Malintang
Merupakan sebutan untuk daerah yang ada di desa Katipo Pura yakni kampung dagang, karena dahulunya  warganya mayoritas  pedagang. Sejarah dinamakan Bukit Malintang karena daerah ini dataran tinggi yang diapit oleh rawa di sebelah timur dan Kuantan di sebelah selatan.
Ikan Toman
Merupakan jenis ikan besar seperti ikan gabus namun matanya berwarna merah yang menjadi mitos dan melegenda sejak jaman dahulu di batang Kuantan desa Katipo Pura. Ikan ini muncul ke permukaan air pada saat-saat yang tidak tertentu misalnya tengah hari, dan hanya sebagian orang yang pernah melihat kemunculannya. Munculnya ikan Noman ini merupakan pertanda ada bahaya, misalnya buaya atau ular. Menurut cerita-cerita orang dulu bahwa ikan toman ini merupakan jelmaan. Namun tidak diketahui secara jelas mahluk apa.
Masjid At-Taqwa
Mesjid satu-satunya yang ada di desa Katipo Pura.
Aci
Istilah dalam permainan atau pertaruhan, dll. Kata yang dipakai untuk menentukan sah atau tidaknya suatu permainan dalam permainan anak-anak, kata untuk membuktikan bahwa tidak terjadi kecurangan. Dak aci bermakna tidak sah.
Adat
Kebiasaan yang memiliki aturan, sebuah kesepakatan bersama suatu komunitas untuk mengatur kegiatan anggotanya dalam hubungan denga pencifta, sesame manusia, dan lingkungan yang harus dipatuhi, memiliki sanksi dan diturunkan secara turun temurun karena menjadi identitas komunitas tersebut. Berasal dari bahasa arab, adah  sesuatu yang dikerjakan atau diucapkan secara berulang kali sehingga baik dan diterima oleh akal sehat. Istilah lain adat yaitu ‘urf, artinya “yang dikenal dan dianggap baik”. Menurut para ulama ada perbedaan antara adah dan ‘urf. ‘Adah adalah kebiasaan dalam suatu kebiasaan  maupun dalam perbuatan atau perkataan tanpa hubungan rasional dan bersifat pribadi, seperti kebiasaan tidur, makan dll. Sedangkan ‘urf merupakan kegiatan komunal masyarakat, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Istilah adat dalam masyarakat Katipo Pura lebih dekat dengan pengertian ‘urf dalam bahasa arab.
      Adat bagi masyarakat Katipo Pura niscaya sesuatu yang dipegang- pakai. Adat yang berlaku di katipo pura ini menurut sejarahnya berasal dari Sumatera Barat yaitu Hukum Adat Tombo meskipun peranap ini orang melayu. Batas adat di sini yaitu Batu Sawar yaitu batas daerah Kelayang. Artinya apabila melewati Kelayang tersebut maka adat ini tidak berlaku lagi.
Adat bersendi syara’. Syara’ bersendi kitabullah.
Pegawai Syara’
Merupakan tokoh masyarakat yang mengurusi hal-hal berkaitan dengan masalah syara’ atau syari’at hukum agama Islam. Di desa Katipo Pura peran Pegawai Syara’ seperti mengaktifkan kegiatan keagamaan seperti pelaksanaan shalat Jumat, kematian, kegiatan-kegiatan di bulan romadhan, dan kegiatan-kegiatan  yang berkaitan dengan keagamaan lainnya.
Pemuka Adat
Merupakan tokoh masyarakat yang mengurusi masalah adat-istiadat yang berlaku di suatu daerah, seperti adat yang berlaku di Desa Katipo Pura. Pemuka adat mengatur hal-hal yang berkenaan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh adat. Seperti halnya pelanggaran apabila sepasang muda-mudi berpacaran dan tertangkap oleh pemuda, maka akan diserahkan kepada pemuka adat dan pemuka adat inilah yang akan menyelesaikan, yakni mendapat sanksi harus membayar satu ekor kambing. Namun sanksi ini tergantung dari siapa yang menghukum, seperti apabila yang menghukum pamannya maka hanya memotong ayam, apabila Monti yag menghukum maka membayar sanksi kambing, namun apabila penghulu yang menghukum maka sanksi yang harus dibayar yaitu seekor sapi.
Pemuka Pemerintahan
Merupakan tokoh-tokoh perangkat desa yang sifatnya formal.
Berpendam Pekuburan
Istilah sebutan untuk seorang pendatang dari daerah lain di desa Katipo Pura yang ingin tinggal dan menetap serta telah memiliki rumah permanen. Di desa katipo pura, pendatang dikenakan adat kecuali sudah berpendam pekuburan  maka sudah dimakan adat.
Adat Bertamu
Merupakan adat bagaimana seseorang bertamu ke rumah seseorang. Seseorang ketika bertamu harus mengucapkan salam atau setidaknya menghimbau pemilik rumah.
Adat bertamu juga mengatur tentang seorang pria bertamu ke rumah seorang wanita yang mana suami wanita tersebut sedang tidak ada di rumah, maka kaki laki-laki terbut hanya boleh sebelah yang masuk ke rumah sedangkan sebelahnya di luar begitu pula sebaliknya bagi seorang wanita yang bertamu kepada seorang laki-laki yang mana istrinya sedang tidak berada di rumah. Apabila adat ini dilanggar, maka akan mendapat sanksi adat yaitu  harus membayar dengan seekor kambing yang nantinya kambing tersebut disembelih dan dimakan bersama warga.

Adat Mandi
Yaitu adat yang mengatur etika tentang mandi, seperti seseorang wanita yang sedang mandi di Kuantan, maka laki-laki tidak boleh datang ke kuantan tersebut sementara wanita tersebut mandi, begitu pula sebaliknya. Apabila adat mandi dilanggar dan dilaporkan ke pemuka adat, maka orang tersebut mendapat sanksi yaitu membayar dengan seekor kambing.Adat ini ada karena dahulunya masyarakat Katipo Pura umumnya mandi di Kuantan.

Ughang Hanyu’ /Orang Hanyut
Istilah sebutan untuk seseorang yang ketika melakukan lamaran tidak dilengkapi dengan paman.
Adat Lamaran
Pihak laki-laki yang melakukan lamaran kepada seorang wanita maka harus membawa Pak Tuo (paman), karena apabila tidak membawa paman maka lamaran tersebut ditolak oleh pihak wanita. Istilah disebut dengan Orang Hanyut. Apabila tidak memiliki Pak Tuo maka digantikan oleh nenek dari sebelah ibu, dan apabila tidak memiliki nenek maka bisa diambil dari keturunan sebelah ibu dan apabila keturunan sebelah ibu tidak ada maka boleh digantikan dengan suami adek ibu (bibi).

Bagito
Adat mengangkat orangtua angkat ataupun saudara angkat. Upacara ini dilakukan oleh mereka yag tidak memiliki hubungan muhrim. Gito juga berarti ‘bersuka hati’ sebab kedua belah pihak telah bersama-sama bersuka hati untuk menjadi satu keluarga. Perantau yang ingin menjadi warga suatu suku harus menjalani upacara bergito untuk menjalin persaudaraan.
Bagito lazim pula dilakukan dengan ritual adat seperti tenganai dengan tenganai berunding, kemudian mempersiapkan kain putih sekabung serta ayam untuk disembelih.
Upacra begito sering dilakukan oleh para perantau yang ingin menjalin hubungan persaudaraan. Untuk melakukan begito, mula-mula perantau yang bersangkutan mencari induk semang, yaitu orang yang mau memberikan perlindungan sosial atau yang bersedia diangkat menjadi saudara atau orangtua angkat. Biasanya di Peranap, upacara begito dilakukan dengan menyembelih hewan seperti ayam untuk makan bersama sambil memperkenalkan pemangku adat dan warga suku kepada si perantau yang sekarang menjadi anak kemenakan suku tersebut. Darah hewan yang disembelih dioleskan ke kening kedua belah pihak secara bergantian yang disebut dengan istilat colet. Apabila orang pendatang ke desa katipo pura, ingin menikah dengan sesama pendatang maka harus melakukan baghito. Kemudian kepala adat/pemuka adat menyampaikan petatah-petitih tentang sumpah adat begito tersebut yang berbunyi:
Sumpah adat beghito
Kalau jadi tuan-tuan isuk
Tuan-tuan dimakan sumpah
Ibarat sebatang kayu
Di bawah ondek baurek
Di ateh ondek bapucuk
Di tengah dileyok kumbang
Batolu ciek busuk
Kuk bianak mati
Di Peranap, Bagito terbagi atas 4 (empat) jenis :
1.      Gito tumpu tapak. Merupakan gito (mengangkat orangtua angkat) satu sama satu. Maksudnya seseorang gito dengan satu orang. Artinya, seseorang tersebut boleh menikah dengan anggota keluarga orangtua angkat tersebut.
2.      Gito Kain Pendukungan. Merupakan gito (mengangkat orangtua angkat) dengan seluruh anggota keluarga orangtua angkat tersebut. Jadi secara adat sudah menjadi keluarga sehingga tidak boleh menikah dengan gito dan keluarganya tersebut.
3.      Gito Nisab. Merupakan gito (mengambil orangtua angkat) selama tujuh turunan. Artinya gito ini berlaku selama 7 turunan.
4.      Gito Punah. Merupakan gito yang dilakukan suku antar suku.

Pepatah Adat
Jatuh cinto mancinto
Dokek jalang manjalang
Jauh mencari suku
Dokek mencari induk

Adat nan kewi syara’ nan lazim
Syara’ mangato adat mamakai
Tuhan bersifat qodim manusia
Manusia bersifat khilaf

Salah kepado Tuhan memento tobat.
Salah kepado manusia meminta maaf
Kasudahan adat balaerong
Ka sudahan dunia ke akherat

Alam takombang jadi guru
Satitik jadikan laut
Sakopal jadikan gunung

Satinggi-tinggi malanting
Membuang ka awing-awang
Surutnyo ke tanah juo

Sahabih dahan jo ranting
Dikubak dikulit batang
Toreh pangubal barunyo nyato.
Atok
Penutup rumah atau bangunan yang letaknya sebelah atas rumah, biasanya terbuat dari genteng atau seng.
Loco
Alas tidur yang biasanya terbuat dari kain atau plastik berisi kapuk, karet, ataupun busa.
Taghendak
Tudung kepala yang dibuat dari anyaman bamboo ataupun rotan, bentuknya lancip ke atas dan melebar kelilingnya. Gunanya untuk melindungi kepala dari panas matahari.
Sarudung
Kain penutup kepala perempuan yang terbuat dari kain.
Dapogh
Ruang yang biasanya digunakan untuk memasak. Berisi peralatan memasak seperti tungku, kuali, dll.
Onga
Panggilan kepada orang ( laki – laki atau perempuan ) yang dianggap lebih tua ( saudara tua ).
Moman
Sapaan untuk adik laki – laki ayah atau adik laki – laki ibu yang patut dihormati.
Ata
 Sebutan untuk bapak dari ayah atau bapak dari ibu. Dan juga merupakan sebutan bagi orang laki – laki yang sudah tua sekali.
Datuk
Ibu dari ayah atau ibu dari ibu dan merupakan sebutan untuk wanita yang sudah tua sekali.
Ghimau
Harimau. Sejenis binatang buas, pemakan daging, rupanya seperti kucing besar. Dan dijumpai di hutan.
 Ikan Sopek
Ikan sepat. Sejenis ikan yang hidup di air tawar, bersisik, dan kebanyakan berukuran kecil. Dan biasanya diolah dijadikan ikan asin.
Paghau
Kendaraan air yang biasanya tidak bergeladak biasanya berbentuk lancip pada kedua ujungnya dan lebar di tengah.
Ponton
Suatu tempat penggalian tambang berupa emas dan merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat desa katipo pura. Tambang ini berada di sungai ( kuantan katipo ).
Buah Dian
Buah yang berkulit tebal dan berduri, berbentuk bundar lonjong atau bundar telur. Dagingnya berwarna putih, kuning tua atau putih kekuning – kuningan. Berbau tajam dan dapat memabukkan. Biasanya buah ini dijadikan makanan khas di desa katipo pura seperti lempuk, gelamai ( dodol ), asam durian, dll.
Ampaian
Alat untuk menjemur pakaian biasanya bahan yang diperlukan untuk membuatnya seperti kayu, tali, paku, dll.
Ghemari
Peti besar tempat menyimpan sesuatu seperti buku, pakaian,dll. Biasanya terbuat dari kayu.
Batang Gota
Batang yang menghasilkan karet, biasanya penduduk desa katipo pura melakukan aktivitas untuk mencari karet yang dikenal dengan menakik.
Cighak
Kera yang bulunya berwarna keabu – abuan dan berekor panjang, kulit mukanya tidak berbulu begitu juga telapak tangan dan kakinya.
Kaghote
Barang lembaran dibuat dari bubur rumput, jerami, kayu, dsb yang biasa ditulisi atau untuk pembungkus, dll.
Baghanak
Mengeluarkan anak dari kandungan
Kaghabu
Perhiasan cuping telinga wanita yang biasanya berbentuk bundar pipih, terbuat dari emas, ada yang bermata berlian dan biasa digunakan oleh kaum wanita untuk memperindah dan mempercantik penampilannya
Bapalo
Mengeluarkan cairan dari dalam tubuh melalui kulit ( keringat ) dapat disebabkan oleh aktivitas olahraga ataupun karena cuaca yang panas.
Tengganai
Sebutan untuk laki – laki adik dari ibu biasanya dikenal dengan paman
Tengganai tiga suku
sebutan untuk kepala – kepala suku yang mana terdapat 3 suku besar, yaitu :
1.      Suku mogek ( kampung tengah )
2.      Suku penghulu
3.      Suku monti
Semondo
Semendo adalah pokok pangkal baiknya keturunan. Istilah sebutan untuk keluarga sebelah pihak istri ( saudaranya / iparnya ). Biasanya semonde berperan pada upacara pernikahan ( bagholek ) untuk menjadi juru masak baik di kemah maupun di dapur. Peran penting semonde terdapat pada pepatah adat yang berbunyi “ berbedak arang berbantal tumang ‘’ yang artinya semendo bertanggung jawab penuh pada acara bagholek tersebut dalam hal menyiapkan hidangan dan di bantu oleh kerabat, sanak saudara dan tetangga sekitar.

Ughang Samando
Di Peranap Samondo terbagi atas 6 (enam), yaitu:
Mencari ughang samendo
1.      Kacang Miang, membuek kusuek nan salasai, nan mangaruah jo kampuang, bumi sampik alam tak sunyi, dio menjadi upeh racun.
2.      Langau hijau, atah taserah di nan kolam, intan taicir  sadang bada, ulek tinggal inyo pun terbang. Langau nan tidak melengong lai. Itulah amendo langau hijau.
3.      Kutu dapugh, indak bajalan ilir-mudik, Korong jo kampung indak tatompuh, karib jo kerabat indak paduli, namuah manumbuk jo batanak, lah samak jalan ka tepian, lah koalam jalan ka pintu, lah elok langkah ka dapugh, asal sonang, bini awak mati tungau sodang lah dunio cando itu.
4.      Tikagh Bughuk, ughang kq lqngkqhqn menjadi ijuk panobal. Potang pagi dikicuh bini, awak kasih bibi manggendeng, asal bini tak dapek malu, asal corai jangan disobut, biarlah awak jadi landasan.
5.      Bapak paja, inyo umpama kumbang janti, datangnyo ranca’, poyi nyo pun rancak. Pulang sanjo poyi lah pagi, satupun indak dapek diharapkan. Pandai manggulai tak ba aik, konyang dek gulai ambung-ambung mabuk bamain, mulut manih, rasa ditapak tangan juo.
6.      Ninik mamak, itulah bumi langit kito. Kan ganti cincin dengan golang, payung panji tompek ba lindung, kan ganti si tawar jo si dingin, panjang kan mangorek,singkek nan kan ma uleh. Dalam akal budi bicaranyo paham elok kito santoso, lahir bathin tak ba upatan.
Perempuan terbagi 3:
1.      Perempuan. Topakai tertib dengan sopan, memakai baso jo basi, tau di ereng dengan gendeng, au kepado sumbang salah, takut kepado Allah jo Rassul, mulut manih baso katuju, hormat pado ibu jo bapak begitupun orangtuo.
2.      Marewan. Paham sebagai gotah cair, iko elok eten katuju, bak cando pimping di lereng, bagai baling-baling di puncak bukit, ka mano angin inyo ka situ, biar balaki umpamo tidak, itulah batin kutuk Allah, isi narako tujuh lapih.
3.      Mambang tali awan. Iyolah perempuan tinggi ati, kalo mengecek samo godang atau barunding di nan ramai, angan-angan tidak ado ka nan lain, tasobut juo laki awak, dibincang-bincang bapak si upik, atau tasobut bapak si buyung. Segalo lobih dari ughang, baik tomblang balanjonyo, baik kasih ka suami, di rumah jarang baranjak-ranjak, dilagakkan mulia tinggi pangkat, sulit nan lain nan manyamoi. Walau suami jatuh hina ughang disangko tak ba idung, puji majulang langit juo.

Be inai
Aturan adat dengan cara merias diri. Be inai ini melambangkan sebagai menolak bala dan menambah sinar kecantikan pengantin. Be inai, sesuai dengan namanya menggunakan daun inai. Daun inai ditumbuk lumat-lumat kadang-kadang dicampur dengan pinang muda, nasi, arang kayu, kunyit dan gambir supaya lebih merah dan cerah. Dengan menggunakan inai, kuku pengantin menjadi merah. Tidak perlu menggunakan kutek yang tidak tembus air wudhu. Be inai bukan hanya memerahkan kuku, tetapi juga telapak tangan atau kaki.
Makna dari berinai dimaksudkan untuk :
1.      Menolak bala
2.       Menjemput sirih dari langit
3.      Membawa cahaya ke bumi
4.      Menutup alam lamo
Gading
Merupakan bagian yang memanjang keluar dank eras di bagian kepala gajah yang menyerupai taring dekat mulut gajah. Sebutan gading dipakai untuk nama taring gajah jantan. Gading berwarna kuning muda maka kerena warnanya yang khas maka disebut warna kuning gading.
Gading merupakan benda istimewa dimasa lalu hanya raja yang berhak memilikinya. Gading biasanya dimanfaatkan sebagai hulu keris dll.

Gading-gading
Istilah untuk sebutan pengawal pengantin laki-laki maupun perempuan. Gading-gading perempuan untuk pengantin perempuan sedangkan gading-gading laki-laki untuk pengantin laki-laki. Biasanya yang menjadi gading yaitu sanak saudara, keluarga kerabat maupun sahabat dari pengantin tersebut yang masih lajang seperti dalam pantun muda-mudi berikut :
      Siapo makan cimpodak
      Kulitnya tagantung juo
      Tengok gading-gading tadogak
      Kuk duduk tamonong juo
            Ughang talok poyi menjoghing
            Anak pematang balek mengaji
            Menengok pengantin duduk besanding
            Gading-gading jangan baibo ati

Jeghung
Artinya miring. Istilah untuk menyebut suatu benda yang posisi letaknya miring. Seperti pada pantun di bawah ini:
      Mangkuk jeghong piring pun jeghong
      Masak gulai dalam kuali
      Kuk ado kato ambo yang tadoghong-doghong
      Jangan menginap dalam hati
Dubalang
Istilah sebutan untuk dukun atau pawang/dukun yang dipercaya sebagai pemegang olek (pesta perkawinan). Dubalang merupakan orang yang dianggap memiliki kemampuan supranatural/ghaib yang diperolehnya secara turun temurun. Dubalang di sini berperan sebagai pelancar acaranya pesta, misalnya terjadi hal-hal tidak terduga seperti yang pernah terjadi di desa katipo pura yaitu sambal (lauk) tidak berkecukupan padahal dibuat dalam jumlah banyak sedangkan undangan hanya sedikit. Hal ini menurut kepercayaan masyarakat sebagai kejadian ghaib, manusia tidak mengetahui siapa yang memakan, mungkin sejenis hantu atau jin sehingga tuan rumah ibaratnya dipermalukan. Maka dari itu digunakanlah dubalang/dukun olek tersebut.
Tegawal
Artinya salah. Kata tegawal ini kata yang halus dan sopan yang digunakan untuk menyatakan atau menyebut seseorang yang lebih muda ataupun ilmu ataupun pengalamannya lebih sedikit terhadap yang lebih tua atau berpengalaman telah salah/khilaf. Seperti dalam contoh pantun di bawah ini:
Lagi mengkudu lagi mempawal
Konon pulo cumpodak mudo
Lagi datuk penghulu lagi tegawal
Konon lah ambo budak pulo
Pinang
Sejenis tumbuhan palma yang buahnya bagi masyarakat Katipo pura dimakan bersama sirih atau merokok dapat juga dikunyah begitu saja untuk menghilangkan rasa mual atau luya.Untuk makan sirih biasanya pinang diiris tipis kemudian dicampur dengan limsu, gambir dan cengkeh. Setelah itu dibungkus dengan sirih lalu dikunyah. Pohon pinang termasuk keluarga palma yang dapat berbuah pada usia sekitar 6 tahun dan terus berbuah sampai usia 25 tahun. Ketinggiannya bisa mencapai 18 meter. Pohonnya beruas-ruas, daunnya berpelepah dan berlidi seperti daun palma pada umummnya, buahnya bulat-bulat bersabut dan melekat di pandan. Buah pinang yang telah masak dapat dimanfaatkan dan dikeringkan setelah itu dibersihkan serabut dan tempurungnya lalu diambil buahnya yang telah mengeras. Buah pinang, akar serta daunnya juga dimanfaatkan bahan obat tradisional melayu. Buahnya untuk penyakit ayan, anemia, bengkak, cacingan dan juga dapat digunakan sebagai pasta gigi. Selain itu juga buahnya dapat diolah sebagai pewarna kain untuk mendpatkan warna merah.
·         Pinang Mudo buah pinang yang masih muda, berguna untuk meningkatkan libido seksual.
·         Pinang Sabotang sebuta
·         Pinang Kampung; pinang biasa; jenis pinang yang biasa ditanam di bergbagai tempat di pekarangan atau di ladang.
Bidan
Dukun orang yang melahirkan. Bidan biasanya perempuan yang berpengalaman dalam hal menguruskan wanita mengandung dan bersalin, dan pada umumnya agak berusia lanjut. Bidan secara empiric mengetahui tentang pengobatan tradisional terutama pengobatan tentan melahirkan yang meenggunakan tumbuh-tumbuhan. Bidan kampung ini biasanya diberi upah dengan berbagai ketentuan adat yang ditetapkan dan ritual. Dalam masyarakat, bidan dianggap memiliki tugas yang dianggap mulia. Bidan kampung ini biasa dijemput oleh sang suami atau keluarga terdekat saat sang istri atau keluarga yang sedang hamil mengalami tanda-tanda melahirkan. Namun, biasanya bidan terlebih dahulu sudah dikontrak pada saat sang istri atau keluarga telah hamil 7 bulan yang disebut dengan istilah manyirih. Bidan juga berperan pentin dalam upacara yang berkaitan dengan wanita mengadung, melahirka dan bayi serta bertanggung jawab menjaga kesehatan ibu sejak ibu itu mengandung sampai selesai berpantang yaitu selama 44 hari selepas bersalin. Diantara fungsi bidan adalah melahirkan anak, melenggang perut, menyambut kelahiran bayi, memotong tali pusar, menanam kakak bayi (tembuni/ari-ari), memandikan serta membedung bayi, mencukur rambut, pijak tanah urut untuk melahirkan.
      Secara keseluruhan tugas bidan adalah untuk menyelamatkan ibu, mencegah terjadinya keguguran, dan kecacatan pada bayi, kemodoratan sewaktu berpantang dan mengurut ibu selama 3, 5 atau 7 hari secara berturut-turut. Setiap pagi, ibu itu diurut selama 1 atau 2 jam bergantung pasda kehendak ibu terebut. Bidan diberi upah setelah tugas-tugasnya selesai. Pada umumnya Jabi Bidan diberikan setelah proses persalinan selesai.
Buah Badagho
Sejenis tumbuhan yang buah dan pokonya mirip dengan rambutan. Disebut juga dengan lengkeng atau buah mata kucing.
Beghaghak, berarak
Sebutan untuk orang yang berjalan beramai-ramai dan beriring. Beghaghak (berarak di Peranap) adalah orang yang berjalan beramai-ramai dan berjalan beriring pada suatu upacara adat (seperti mengiringi pengantin) dengan memamakai musik Gondang Calempong.
Gondang Calempong
Alat bunyi-bunyian mirip gong ukuran kecil jenis idiofon. Digunakan pada upacara beghaghak maupun cocah inai. Terdiri dari 5 hingga 6 buah calempong dan dimainkan oleh 1 hingga orang keduanya dipukul secara bergantian, sehingga membentuk irama.
Mandogal, mengasak
Membuat lobang-lobang dengan pengasak (kayu) untuk menanam padi. Biasanya mandogal dilakukan karena tanah tersebut keras.
Bendul
Kayu balok di depan pintu. Bendul merupakan dinding pemisah rumah antara bagian dalam dan luar rumah. Seseorang yang ingin bersilaturahimi ke rumah seseorang dan rumah tersebut tinggal seorang perempuan saja, maka orang tersebut hanya boleh masuk ke bendul saja. Hal ini untuk menghindari fitnah dan lain hal. Atau dalam talak tenayah, misalnya seorang suami mengatakan pada istrinya ‘’ kalu malangkah kau daghi bendul tu, mako jatuhlah talak ngan ciek malam ko yang artinya kalau melangkah kamu dari bendul itu, maka jatuhlah talak saya satu mala mini. Si istri tidak melaksanakan larangan itu. Langkah bendul, sebutan untuk anak perempuan yang nikah – kawin mendahului kakaknya atau saudara tuanya. Adik perempuannya lazimnya memberi hadiah kepada kakaknya minimal satu stel pakaian.
Bagholek
Perjamuan makan – minum untuk merayakan pernikahan atau perayaan untuk memberikan kabar bahagia kepada para saudara atau tetangga tentang suatu pernikahan.
 Moghesadokah
 Perjamuan makan untuk memperingati suatu peristiwa, meminta berkah, atau dapat juga diartikan acara selamatan.
Pacaan
Jenis masakan yang mana daging jawi, kerbau ataupun kambing yang digulai dengan santan dan bumbu – bumbu khusus sampai mengental. Bumbu masakan pacaan tidak jauh berbeda dengan rendang, hanya saja rendang menggunakan ampas kelapa yag telah digongseng hingga berwarna kehitaman.

Legunde
Sejenis tanaman herbal yang dapat tumbuh ditanah yang cukup air. Legunde memiliki khasiat yang dapat mengobati penyakit cacingan. Adapun cara penggunaannya yakni;ambil beberapa lembar daun legunde, cuci bersih.Kemudian remas-remas daun legunde tersebut dengan air serta tambahkan sedikit garam. Setelah itu tapis dan air perasan itu diminum, dianjurkan ¼ gelas.




Sungkai                     
Sejenis tanaman kayu yang ditanam yang biasanya ditanam sebagai pembatas kebun atau tanaman lindung karena batangnya yang cenderung tidak benyak cabang. Kayu sungkai batangnya bisa dimanfaatkan sebagai kayu pagar dll. Daun sungkai dapat dijadikan obat Herbal yang berfungsi untuk mengobati sakit perut. Cara penggunaannya direbus dengan  daun baraweh (jambu biji) kemudian di saring lalu diminum.



Kedudu’
Merupakan jenis tumbuhan liar yang hidup ditanah bergambut ataupun basah. Kedudu’ memiliki bunya berwarna ungu serta buah yang kecil-kecil kira-kira sebesar kelingking anak yang apabila sudah masak kulit buahnya akan terbuka hingga terlihat daging buahnya yang berwarna ungu. Buah kedudu’ rasanya manis, namun apabila dimakan lidah akan berwarna biru karena warnanya melekat. Namun buah kedudu’ tidak dimakan manusia, umumnya menjadi makanan burung. Namun daun kedudu’ memiliki khasiat yang dapat mengobati luka seperti luka teriris, tergores maupun luka bakar. Cara pengobatannya yaitu ambil daunnya beberapa lembar kemudian dikunyah-kunyah kemudian tempelkan pada luka tersebut.

Pohon Ginseng
Merupakan jenis tanaman berkayu, pohonnya tidak terlalu besar dan tinggi. Pohon ini bukan ginseng yang umumnya, hanya namanya saja masyarakat katipo pura menyebut pohon ginseng. Pohon ginseng biasanya ditanam di depan rumah, pohon ini memiliki khasiat yakni daun nya yang dapat mengobati sakit perut. Cara mengobatinya yaitu : ambil 3 lembar daun pohon ginseng, rebus dengan air secukupnya dan tambahkan sedikit garam, setelah mendidih lalu ambil airnya. Maka air rebusan itu diminum sebagai obat sakit perut.
Kobaw
Binatang memamah biak yang biasa diternakkan untuk diambil dagingnya atau untuk diperkerjakan seperti untuk membajak, menarik pedati, dll. Rupanya seperti lembu namun lebih besar, tanduknya panjang, suka berkubang, umumnya berbulu kelabu kehitaman.
Capah
Tempat untuk menampung air, mencuci tangan, atau dapat juga untuk menaruh sayuran, buah – buahan.
Gelembung
Bentuk bola – bola yang berisi udara dapat berasal dari air sabun atau buih.
Pacek
 Binatang penghisap darah, sejenis lintah yang hidup di semak – semak dan tanah yang le.mbab, jalannya melengkung – lengkung, tubuhnya liat dan kenyal, menimbulkan rasa jijik jika melihatnya.
Palito
 Alat penerangan menggunakan sumbu dan minyak tanah terbuat dari kuningan. Tingginya sekitar 40 cm dengan bentuk yang artistic, penuh ukiran. Karena tidak semua orang mempunyai palito seperti itu, dibuatkan palito yang sederhana dari seng.
Cawan
Wadah berbentuk bundar pipih dan sedikit cekung, tempat untuk meletakkan makanan, sambal,dll.
Pinggan
Barang yang bulat pipih dan bundar terbuat dari porselen digunakan untuk meletakkan nasi dan sayur yang hendak dimakan.
Ghantai
Barang yang berupa  lingkaran atau rantai terbuat dari emas, perak, dsb. Yang dilingkarkan pada leher sebagai hiasan kaum perempuan.
Lobo
Bahan pelapis jalan yang rupanya seperti ter.
Kompang
Kendaraan apung yang dibuat dari beberapa buluh ( kayu ) yang diikat berjajar dipakai untuk mengangkut barang atau orang di sungai.
Sahgrung
 Kain panjang yag ditepi pangkal dan ujungnya dijahit berhubungan.
Batu gulik
Kelereng, kelereng pada zaman dahulu bukan terbuat dari kaca, tetapi dari biji jenis tumbuhan yang tumbuh di hutan.
Dulang
Perkakas adat istiadat yang digunakan dalam kelengkapan perayaan pernikahan dan bersunat untuk meletakkan hidangan.
Penggolan
Kayu atau buluh panjang sebagai pengganti pengayuh ( dayung ) perahu. Penggolan ( galah ) juga dijadikan alat penguat atau penjuluk buah – buahan ataupun ampaian kain.
Kotuk
Seperti beduk hanya dari kayu yang dilubangi bagian dalamnya. Kotuk dipukul untuk menentukan waktu sholat sudah masuk. Suaranya cukup jauh, minimal radius 1 km.
Tangguk
Nama alat untuk menangkap ikan terbuat dari buluh yag diraut kecil – kecil kemudian dijalin dan dianyam dan menjadi berbentuk keranjang atau bakul.
Toghung
Sebutan untuk terong. Tumbuh – tumbuhan sayur yang daunnya berbulu dan buahnya dimanfaatkan untuk dimakan seperti sayur dan ulam. Ada berbagai jenis toghung antara lain toghung rimbang, toghung asam, toghung panjang,dll.
Ulam
Lalapan, lazimnya ulam dalam masyarakat peranap biasanya dedaunan yang dijadikan ulam antara lain pucuk pepaya.
Cebi
Cibir; mengedepankan atau menonjolkan bibir bawah atau memberotkan bibir bermaksud mengejek, atau orang yang menunjukkan gejala mau menangis; mencebi, mencibir;
Buai
Ayunan untuk menidurkan anak. Biasanya dengan kain dan tali. Di kenal pribahasa buai di ayun anak di cubit berbuat baik namun di belakangnya bermaksud jahat.
Bukulali
Sebutan untuk mata kaki. Tulang yang membonggol pada pergelangan kaki, bukulali.
Buyo
Telur busuk, biasanya telur yang gagal jadi anak ayam setelah di erami oleh induknya berhari-hari.
Canting
Kaleng kecil, misalnya kaleng susu. Canting merupakan ukuran tradisional masyarakat.
Cenggong
Benteng atau pertahanan, tempat persinggahan dalam permainan anak-anak, antara lain main kasti.
Dalam bola kasti, bola yang berhasil dipukul, pemainnya harus menuju cenggong atau bertahan dalam benteng. Pemain yang berada dalam benteng tidak boleh dilempar. Begitu juga yang sudah berada di cenggong.
Ceteh
Colek, mnyentuh seseorang sedikit dengan tangan dan tekanan yang lebih keras dari cuil. Biasanya orang yang terkena ceteh akan tersinggung jika tidak mengetahui kalau dilakukan sambil bergurau. Anak-anak yang sedang bergurau selalu memulai dengan menceteh. Karena ada tekanan yang menimbulkan rasa sakit maka yang di ceteh balik membalas.
Caniago
Salah satu nama suku yang ada di desa katipo pura.
Cubit
di ambil sedikit dengan dua jari (ibu jari dan telunjuk)
Cibuk
Mengambil air dengan timba seperti ember; mengambil air untuk di bawa pulang.
Colok
Alat penerangan dari buluh di beri sumbu dan dan minyak tanah.
Cangkung
Duduk dengan diam, yakni duduk dengan tanpa menjejakan pantat, nongkrong.
Cebur air
Cebur, mancebua, masuk ke dalam air dengan cara terjun atau melompat, atau menerjunkan diri ke air.
Tabak
Merupakan jenis makanan yang dasarnya dari nasi manih (nasi ketan yang rasanya manis) yang biasanya berwarna hitam kecokelatan yang biasanya dibungkus dengan plastic dan diberi hiasan seperti roti, telur dan lainnya. Tabak ini juga dihiasi dengan bambu yang sudah dibelah-belah menjadi kecil-kecil kemudian dihias dengan kertas-kertas yang telah dibentuk seperti bunga yang umumnya seperti bunga manggar.
Biasanya tabak dibuat pada acara tertentu seperti acara perkawinan. Biasanya tabak ini dibuat dengan bahan-bahan seperti pulut (nears ketan), kelapa, gula merah dan gula putih serta garam secukupnya. Cara membuat : masak pulut ditempat lain, lalu masak santan yang dicampur dengan gula merah, gula putih kemudian tambahkan garam secukupnya, aduk-aduk hingga rata. Lalu masukan nasi pulut yang telah dimasak ke dalam campuran satan tersebut. Kemudian aduk hingga merata sampai mengeras dan terakhir siap disajikan.
Merisik
dilakukan oleh seorang teman dekat yang terpercaya si pemuda untuk melakukan pendekatan. Yakni seorang yang dipercaya kejujurannya atau kebenaran kata – katanya. Dan orang tersebut kenal dekat atau sangat mengetahui hal ikhwal yang berkenaan dengan gadis tersebut dalam kesehariannya.
Dalam merisik ada beberapa hal yang ingin diketahui tentag gadis tersebut antara lain
1.      Bagaimana akhlaq atau sikap perilaku si gadis yang akan dipersunting oleh pemuda
2.      Apakah si gadis yang bersangkutan tersebut sudah mempunyai suami atau belum, bertunangan atau sudah beghadakan
3.      Mengadakan perundingan antara datuk si pemuda, datuk nenek, pakak makak, sanak saudagho tentang si pemuda yang bermaksud untuk melamar atau mempersuting gadis idamannya
Sojuk 
Istilah untuk cuaca dingin,biasanya terjadi di pagi hari atau setelah hujan. Sojuk juga digunakan untuk menyebut air dingin. Sojuk e aik e (sejuknya air ini).
Macang
Jenis tumbuhan berakar tunggang, embacang. Kulit buah macang ini berbintik-bintik hitam. Lebih besar dari kuini. Aromanya juga wangi. Buah ini banyak seratnya, sehingga sedikit daging yang dapat dimakan. Kalau belum sempurna masak, rasanya asam. Sering dibuat sebagai asam sambal.Getahnya yang masih muda, membuat kulit gatal bahkan dapat menjadi lotup bahkan tukak (kudis).
Tughun Mandi
Turun mandi, adalah sebuah budaya di Masyarakat Peranap,acara ini bertujuan untuk mencukur rambut seorang bayi yang baru lahir dan mengenalkan nya pada alam semesta ini.kegiatan ini dilaksanakan disaat bayi telah berumur 8-10 hari yang dilaksanakan oleh seorang dukun beranak.
    Yang menarik dalam acara ini adalah saat-saat Berebut (Begobut)Makanan yang disediakan si tuan rumah untuk anak-anak kecil disekeliling rumah.berebut ini sangat dinantikan oleh anak-anak bersuka ria.
Alat-alat yang disedaikan dalam acara ini seperti:
1.Potongan pohon/ranting beringin tujuan nya untuk menaungi sang bayi kelak di dalam hidupnya.
2.Kelapa Muda untuk meletakan potongan rambut bayi kemudian di hanyutkan di sungai.
3.Alat cukur.
4.Pisang rebus dan nasi kuning adalah makanan wajib/utama dalam acara ini.
5.Kain,Ayam hitam dan peralatan lain nya untuk diberikan pada dukun kampung/beranak yang membantu proses selama persalinan bayi.
Ganggau
Artinya keliru. Istilah ini digunakan untuk keraguan seseorang. Deyen ganggau pendapek kau (aku keliru dengan pendapat kamu).
Tidorh
 Tidur
Olang
 burung elang
Along – along
 Pedagang barang harian keliling
Lampam
Sebutan untuk ikan kapiyek yang telah besar
Payi
Pepes
Joghuk
asam durian
Limbe’
Lele.
Copek
cepat
Tombi
Sebutan mie
Seborang
 Seberang
Kelipak
Istilah sebutan untuk getah yang terkumpul dalam tempurung.
Tempughung
Tempurung. Merupakan bagian keras pada kelapa tempat daging kelapa menempel. Biasanya tempughung di pura digunakan sebagai tempat menampung getah yang dipotong.

Kuantan
 Sebutan untuk sungai yang mengalir di sepanjang daerah katipo pura yang bermuara hingga sungai Indragiri Hilir.
Kemah
 Merupakan tempat untuk  memasak nasi ketika pesta pernikahan. Biasanya di dalam kemah ini terdapat 2-3 tungku, dimana para tumang nantinya akan memasak.
Kanca
Merupakan sebutan untuk  kuali besar yang menggunakan tungku batu
Tumang
Merupakan istilah sebutan untuk tungku besar tempat meletakkan kanca di pesta pernikahan.


NOTE: Masih ada kelemahan dan kekurangan, silahkan tulis komentar anda yang sifatnya membangun.

Narasumber: Tokoh Adat, tetua kampung serta orang-orang yang dituakan di desa Katipo Pura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar