Flag Counter

Jumat, 21 Juni 2013

Ciri-ciri HAM Di Indonesia

Ciri-ciri Hak Asasi Manusia di Indonesia

  1. Bersifat Hakiki: HAM sudah ada sejak manusia lahir
  2. Bersifat universal: HAM berlaku umum untuk dan mengenai semua orang, di mana saja dan kapan saja, tanpa memandang jenis kelamin dan kondisi psikosomatis, ras, agama, suku bangsa, negara, pandangan hidup, dan pandangan politik.
  3. Kepemilikannya bersifat kodrati, dan karena itu spiritual. Maksudnya, HAM itu inheren dalam kodrat kemanusiaan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sejak kita diciptakan dan dilahirkan, dan karena itu hak-hak asasi itu dipandang sebagai karunia pemberian Sang Pencipta. Ciri kodrati dan spiritual ini tampak dalam kenyataan bahwa manusia tidak bisa menjalani kehidupannya sebagaimana layaknya tanpa hak-hak itu, dan dengan hak-hak itu manusia dapat lebih memuliakan Tuhan Sang Penciptanya. Karena bersifat kodrati, HAM tidak dapat diserahkan pada pihak lain dan tidak dapat dibagi-bagi.
  4. Bersifat supralegal dan menuntut dengan keras pemenuhannya dari pihak lain, termasuk negara. Maksudnya, hak-hak asasi tidak pernah boleh dan tidak pernah bisa dilanggar, diperkosa, dibatasi dan ditiadakan/dihapus oleh pihak mana pun termasuk Negara.


Ciri-ciri HAM Beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:
  1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.
  2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
  3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).


Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM
  • HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya (Kaelan: 2002).
  • Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
  • John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994).
  • Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa "Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia" Ciri Pokok Hakikat HAM
  • Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:
  • HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.
  • HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
  • HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
  • HAM tidak perlu diberikan,dibeli ataupun diwarisi. karena HAM adalah bagian dari manusia
  • HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandangHAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau usul sosial dan bangsa.
  • HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hakorang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidaksebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM. Melindungi atau melanggar HAM.


Contoh RPP PKn SMA kls X/1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah        :        SMAN 1 Tempuling        
Mata Pelajaran       :        PKn
Kelas/Semester       :        X/1
Pertemuan ke         :        1
Alokasi Waktu        :        2 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami hakikat bangsa dan Negara  Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kompetensi Dasar:  1.4 Menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Indikator
No
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
Mendeskripsikan makna semangat kebangsaan
2
Menguraikan macam-macam perwujudan bentuk nasionalisme dalam kehidupan
3
Menunjukkan contoh perilaku yang sesuai dengan semangat kebangsaan
4
Menunjukkan sikap positif terhadap patriotisme Indonesia

I.        Tujuan Pembelajaran

Setelah melalui kajian kepustakaan, maka diharapkan :
1        Siswa dapat mendeskripsikan makna semangat kebangsaan
2        Siswa dapat menguraikan macam-macam perwujudan bentuk nasionalisme dalam kehidupan
3        Siswa dapat memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan semangat kebangsaan
4        Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap patriotisme Indonesia
II. Materi Pokok Pembelajaran
            Setiap warga negara dari suatu  negara, memiliki keterikatan emosional dengan negara yang bersangkutaan sebagai perwujudan rasa bangga dan memiliki bangsa dan negaranya. Perasaan bangga dan rasa memiliki tehadap bangsanya, akan mampu melahirkan sikap rela berkorban untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan negaranya. Hal ini merupakan bentuk keterikatan kepada tanah air, adat – istiadat leluhur serta penguasa setempat yang menghiasi rakyat/warga setempat sejak lama atau disebut dengan “ semangat kebangsaan”.
v   Nasionalisme
Secara umum defenisi Nasionalisme adalah sikap mental dan tingkah laku individu atau masyarakat yang menunjukan adanya loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya.
1. Secara etimologi : nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna :
§  Kesadaran dan semangat cinta tanah air;
§  Memiliki kekebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa;
§  Memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurang-beruntangan saudara setanah air, sebangsa dan senegara;
§  Persatuan dan kesatuan

v  Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata :
Ø  “Patriot” dan “isme (Bhs Indonesia), yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa kepahlawanan.
Ø  “Patriotisme” (Bhs Inggris), yang berarti sikap gagah berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
Ø  Patriotisme adalah sikap yang bersumber dari perasaan cinta tanah air, sehingga menimbulkan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negaranya
Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran bangsa. Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut.
1)   Rasa cinta pada tanah air
2)   Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3)    Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
4)   Berjiwa pembaharu
5)   Tidak mudah menyerah\

v  Contoh Perilaku yang Sesuai dengan Semangat Kebangsaan
Contoh penerapan Semangat Nasionalisme
Semangat kebangsaan (Nasionalisme dan patriotisme) dapat diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar dengan cara :
*      Keteladanan
*      Pewarisan
*      Ketokohan
Perwujudan contoh sikap patriotisme dapat dilaksanakan pada :
*      Masa Darurat (Perang)
            Sikap patriotisme pada masa darurat (perang) dapat diwujudkan dengan cara : mengangkat senjata, ikut berperang secara fisik melawan penjajah, menjadi petugas dapur umum, petugas logistik, menolong yang terluka, dan sebagainya.
*      Masa Damai (Pascakemerdekaan)
            Sikap patriotisme pada masa damai dapat diwujudkan dengan cara : menegakkan hukum dan kebenaran, memajukan pendidikan, memberantas  kebodohan dan kemiskinan, meningkatkan kemampuan diri secara optimal, memelihara persaudaraan dan persatuan, solider secara bertanggungjawab atas seluruh bangsa, tekun bekerja dan belajar dan lain sebagain

III. Metode Pembelajaran
1.Ceramah
2.Cooperative Integrated reading and Composition
IV     Langkah-Langkah Pembelajaran
No
Kegiatan Belajar
Waktu
( Menit )
1.
Kegiatan Awal
a.       Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam dan mengabsen siswa
b.      Guru menyampaika pokok bahasan materi hari ini
c.       Guru menginformasikan kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran
5’
2.
Kegiatan Inti
a.       Melakukan pre-tes yang berkaitan dengan pengetahuan siswa mengenai materi Semagat Kebangsaan dan cinta tanah air
5’
b.      Guru menjelaskan pengertian semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dan perwujudannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
15’

c.       Guru membentuk kelompok yang anggotanya 5 orang secara heterogen.
5‘

d.      Guru membagikan lembaran-lembaran artikel/wacana yang berupa peristiwa/kejadian yang berkaitan dengan Semangat Kebangsaan (Nasionalisme dan Patriotisme).
5’

e.       Siswa bekerja sama menentukan dalam menentukan pokok permasalahan serta memberikan tanggapan/argumentasi terhadap isi artikel/wacana tersebut yang ditulis pada kertas Double Poli.
30’

f.       Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompok yang telah dibuat disertai Tanya jawab
20’
3.
Kegiatan Akhir
a.       Guru mengadakan evaluasi dan membuat kesimpulan dari pembahasan materi pokok hari ini
b.      Guru memberikan tugas individu kepada siswa yang berupa uraian soal di buku paket.
c.       Guru menutup pelajaran dengan salam
10’

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
         Sumber Belajar :
Chotib, 2006. Kewarganegaraan Menuju Masyarakat Madani SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira, Hal.25-27
Budiyanto.2007.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga. Hal. 30-35

VI. Penilaian
         1.      Penilaian Kognitif
Jenis Tes :   Tes Tertulis
Bentuk    : Uraian
Instrument Soal Tugas (Pekerjaan Rumah/PR):
1.      Deskripsikan pengertian nasionalisme dan patriotisme Indonesia !
2.      Berikan beberapa contoh sikap perilaku yang mencerminkan semangat nasionalisme dan patriotisme Indonesia !
3.      Berikan cotoh sikap positip terhadap patriotisme Indonesia !
Jawaban :
1.      Nasionalisme adalah suatu faham atau ajaran untu mencintai bangsa dan negaranya, dengan kata lain nasionalisme yaitu sikap mental dan tingkah laku individu atau masyarakat yang menunjukan adanya loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya.
-          Patriotisme  adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran bangsa.
2.      Contoh sikap perilaku yang mencerminkan semangat nasionalisme dan patriotisme Indonesia:
-          Keteladanan yaitu merupakan sikap perilaku yang patut ditiru, seperti :Ulet dan pekerja keras serta disiplin dalam mengejar prestasi, membayar pajak tepat waktunya, tidak korupsi, mematuhi aturan berlalu lintas, menjaga kebersihan lingkungan.
3.Contoh  sikap positif terhadap patriotisme Indonesia :
-          -Bangga menggunakan barang-barang hasil produk dalam negeri.
-          -Mengikukuti upacara bendera dengan sungguh-sungguh
-          -Bangga berbahasa Indonesia

                                                                                                Sungai Salak, Juni 2013

Mengetahui                                                                                    
Kepala Sekolah                                                                     Guru  Mata Pelajaran



Drs. Dhh Lee.S.sos                                                                        Salasiah, S.Pd
NIP.195980820982031008                                                        NIP.085271927301



Selasa, 18 Juni 2013

Nyeri Haid (Dismenori)

Dismenore (Nyeri Haid) 

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan wanita setiap bulannya untuk kehamilan (Keikos, 2007). Menstruasi menurut Prawiroharjo (1999) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, di sertai dengan pelepasan (deskuamasi)endometrium. Walaupaun menstruasi datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan fisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau selama haid berlangsung (Blogdokter, 2007). Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala- gejala pada salah satu waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri (Sarwono, 2007). Ketidaknyamanan fisik saat menstruasi yaitu dismenore.
                 Dismenore atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita- wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan (Sarwono, 2007). Dismenoremerupakan keluhan yang paling sering di temukan oleh ahli ginekologi, pemeriksaannya harus di laksanakan secara sistematis. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh merupakan cara diagnostik yang berhubungan dengan asaldismenore. Diagnostik tidak boleh berhenti pada jenis kelainan adanya penyakit atau kelainan yang menjadi dasar penyebabnya harus di cari, di diagnosis kemudian di terapi dengan sesuai (www.kompas.co.id).
                 Pada gadis- gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore. Kebanyakan wanita mengalami tingkat kram bervariasi, pada beberapa wanita, hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman dan letih, sedangkan beberapa yang lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan aktivitas sehari- hari.             
            Namun waspadai jika nyeri haid terjadi terus menerus setiap bulannya dalam jangka waktu yang lama, karena kondisi itu merupakan salah satu gejala endometritis (penyakit kandungan yang disebabkan timbulnya jaringan otot non- kanker sejenis tumor fibroid di luar rahim). Dismenore dikelompokkan sebagai dismenore primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat ada kelainan jeladss yang menyebabkannya (Sastrowardoyo, 2007).
            Sekitar 50% dari wanita yang sedang haid mengalami dismenore dan 10% nya mempunyai gejala yang hebat sehingga memerlukannya istirahat di tempat tidur (Hacker, 2007). Menurut beberapa laporan internasional prevalensi dismenore sangat tinggi dan setidaknya 50% remaja putri mengalami dismenore sepanjang tahun- tahun reproduktif.
                 Suatu studi menyatakan akibat dismenore tersebut sekitar 10% hingga 18%, dismenore adalah penyebab utama absen sekolah dan terganggu aktivitas lain. Hal ini diperkuat oleh penelitian sulastri (2006) bahwa akibat keluhan dismenore pada remaja putri di purworejo berdampak pada gangguan aktivitas sehari- hari sehingga menyebabkan absen sekolah < 3 hari.
                 Hasil studi terbaru menunjukan bahwa hampir 10% remaja yang dismenore mengalami absence rate1-3 hari per bulan atau ketidakmampuan remaja dalam melakukan tugasnya sehari- hari akibat nyeri hebat (Poureslami, dkk dalam sulastri 2006). Hal ini diperkuat oleh jarret, dkk dalam sulastri (2006) tingkatan rasa sakit saat menstruasi adalah sakit ringan 47,7% dan sakit berat sebanyak 47%. Selanjutnya untuk menghilangkan rasa sakit, remaja tersebut menggunakan obat sendiri tanpa konsultasi dengan dokter, minum obat analgesik 32,5%, melakukan kompres dengan air panas 34% dan yang tersering melakukan istirahat sekitar 92%.
Dismenore banyak di alami oleh para wanita. Di Amerika Serikat di perkirakan hampir 90 % wanita mengalami dismenore, dan 10-15 % di antaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Penelitian di Swedia menjumpai 30 % wanita menurun jumlah penghasilannya dikarenakan nyeri saat haid (Jurnal Occupation And Invironment Medicine, 2008).
     Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64,25 % yang terdiri dari 54,89 % Dismenore primer dan 9,36 % Dismenore sekunder (Info Sehat,2008). Tidak ada angka yang pasti mengenai penderita nyeri haid di Indonesia, namun di Surabaya di dapatkan 1,07 % sampai 1,31 % dari jumlah penderita datang ke bagian kebidanan (Harunriyanto, 2002).
Angka kejadian dismenorepada remaja diperkirakan 1,12 % sampai 1,35 % dari jumlah penderita yang memeriksakan diri ke petugas kesehatan (Profil kesehatan lampung 2007).
Di Metro, untuk angka kejadian Dismenore belum terdata dengan sistematis. Akan tetapi, untuk pelayanan terhadap kesehatan remaja cenderung berfluktuatif atau naik turun, pada tahun 2007 sebesar 13,05% dan cakupan ini masih jauh dari target yang ditetapkan. Jika dilihat distribusinya maka hanya empat kabupaten yang memiliki data yaitu Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Way Kanan. Berbagai upaya perlu dilakukan agar pencatatan dan pelaporan diperbaiki sehingga data pelayanan kesehatan remaja dapat tercover (ProfilKesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan kepada 30 santri Al- Muhsin, sebanyak 50% (15 santri) mengalami dismenore dan hanya 33% (5 santri) yang mengerti tentang nyeri haid dengan pengetahuan yang minim serta menanganinya dengan mengompres di bagian perut menggunakan air hangat. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada santri Al- Muhsin Metro Utara Tahun 2011”.

Dismenore
 Pengertian
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (Imew, 2007). Sedangkan menurut kamus kedokteran (2005) dismenore berarti nyeri sewaktu haid. Dismenore merupakan nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari- hari wanita dan mendorong penderita untuk melekukan pemeriksaan atau konsultasi ke dokter, puskesmas atau ke bidan (Manuaba, 1998).
Dismenore berarti karam, nyeri, ketidaknyamanan lainnya yang di hubungkan dengan menstruasi (Saturned, 2008). Sedangkan menurut Prawiroharjo (1999) dismenore atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabakan wanita- wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan.
    Patofisiologi
                                                  a.          Hiperaktivitas uterus dan berkurangnya aliran darah uterus
Penyelidikan yang menggunakan catatan tekanan intra uterus telah memperlihatkan hiperaktivitas uterus, yaitu kontraksi uterus yang lebih sering atau kontraksi- kontraksi yang lebih besar intensitasnya atau peningkatan tonus uterus yang mendasarinya, atau sejumlah kombinasi dari ketiga pengamatan ini pada hampir semua wanita yang mengeluh dismenore primer.
                              b.                Kelainan anatomi
Faktor- faktor anatomi dapat juga menyokong dismenore. Stenosi servik pernah di pikirkan sebagai penyebab umum dismenore (Ginekologi Greenhill:110).
                               c.                Ketidakseimbangan hormon
Mekanisme terjadinya dismenore yaitu korpus luteum berumurhanya 8 hari “korpus luteum menstruasionis” dan sejak umur 4 hari telah menurun pengeluaran estrogen dan progesteron disertai perbandingan yang tidak seimbang.
Penurunan dan ketidakseimbangan estrogen dan progesteron (E2/P) = 0.01 menjadi pemicu pengeluaran dari :
1) Enzim lipogenase dan siklosigenase.
2) Kerusakan membran sel sehingga dapat dikeluarkannya :
a) Asam fosfolipase.
b) Asam fosfatase.
c) Mengeluarkan ion Ca.
3) Pembentukan prostaglandin dari asam arakidonik (Manuaba:2001)

2.1.3     Macam- Macam Dismenore
Berdasarkan penyebabnya, dismenore di kelompokkan menjadi dua yaitu dismenore primer (esensial, intrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik dan dismenore sekunder (ekstrinsik, yang di peroleh, aquired) di sebabkan oleh kelainan (salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis serivisis uteri, dan lain- lain) (Prawiroharjo,1999).

   
Dismenore Primer
Pengertian
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa di jumpai kelainan pada alat- alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus- siklus haid pada bulan- bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama- sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang berjangkit- jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya.


  •   Faktor- faktor Penyebab
Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain :
                                                  a.       Faktor kejiwaan
Pada gadis- gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.
                                                 b.       Faktor konstitusi
Faktor ini erat hubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor- faktor seperti anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore.
                                                  c.       Faktor obstruksi kanalis servikalis
Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, tetapi ini tidak di anggap sebagai faktor penting penyebab dismenore.
                                                 d.      Faktor endokrin
Pada umumnya da anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer di sebabakan oleh kontraksi uterus yang berlebihanan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus.
Novak dan Reynoldss yang melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon esterogen merangsang kontraktilitas uterus, sedang hormon progesteron menghambat atau mencegahnya. Tetapi, teori ini tidak dapat menerengkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional anovulator.
                                                  e.       Faktor alergi
Teori ini di kemukakan setelah memperhatiakn adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid. Penyelidikan dalam tahun- tahun terakhir menunjukan bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenore primer (Praw

Dismenore Sekunder
Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada  keluhan yang menetap seperti infeksi rahim, kista, atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan sekitarnya (www.compas.co.id). Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis genitalis (Manuaba, 2001).
Menurut Hacker (2001) tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis. Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada wanita yang lebih tua (tiga puluhan atau empat puluhan tahun) dan dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang abnormal).
Dismenore sekunder dapat di sebabkan oleh :
1.         Rahim yang terbalik, sehingga membuat darah haid tidak mudah di keluarkan.
2.         Benjolan besar atau kecil didalam rahim.
3.         Peradangan selaput lendir rahim.
4.         Pemakaian spiral
5.         Endometriosis
6.         Fibroid atau tumor
7.         Infeksi pelvis
(www.compas.co.id).

2.1.3.   Gejala Klinis
Gejala- gejala klinis biasanya di mulai sehari sebelum haid, berlangsung selama hari pertama dan hari ke dua haid dan jarang terjadi setelah itu. Rasa nyeri biasanya merupakan nyeri di garis tengah perut di atas tulang kemaluan, nyeri terasa hilang timbul, tajam dan bergelombang. Biasanya menngikuti arah rahim dan dapat menjalar ke arah pinggang bagian belakang. Selain rasa nyeri dapat di sertai rasa mual, muntah, sakit kepala dan mudah tersinggung atau depresi (www.compas.co.id).
Dismenore primer terjadi bersamaan atau beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus – siklus haid pada bulan – bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama – sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare dan iritabilitas.
Sedangkan tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis. Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada wanita yang lebih tua (tiga puluhan atau empat puluhan tahun) dan dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang abnormal).


  • Dampak Dismenore
Perlu waspadai jika nyeri haid terjadi terus menerus setiap bulannya dalam jangka waktu yang lama, karena kondisi itu merupakan salah satu gejala endometritis (penyakit kandungan yang disebabkan timbulnya jaringan otot non- kanker sejenis tumor fibroid di luar rahim). Dismenore dikelompokkan sebagai dismenore primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya (Sastrowardoyo, 2007).

Pengetahuan
    2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial-budaya.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005).

2.2.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) membagi 6 tingkat pengetahuan. Ada 6tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1 1.   Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2 2.  Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
   3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kamapuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4 4.    Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5 5.  Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formula baru dari formulasi-formulasi yang ada.


6 6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2002:25) beberapa faktor yang berhubungan dengan karakteristik subjek antara lain:
a.    Usia
Semakin cukup usia tingkat kemampuan atau kematangannya akan lebih mudah untuk berfikir dan mudah menerima informasi.
b.    Tingkat Pendidikan
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangan atau masyarakat yang pendidikannya tinggi akan lebih mudah menerima informasi atau penyuluhan yang akan diberikan dan lebih cepat merubah sikapnya dalam kehidupan sehari-hari.
c.    Intelegensi
Pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan diri dan cara pengambilan keputusan masyarakat yang intelegensinya tinggi akan banyak berpartisipasi lebih cepat dan tepat dalam mengambil keputusan disbanding dengan masyarakat yang intelegensinya rendah.


d.   Sosial-ekonomi
Mempengaruhi tingkah laku seseorang yang berasal dari social ekonomi tinggi dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya tetapi bagi masyarakat yang social ekonominya rendah akan merasa takut untuk mengambil sikap dan tindakan.
e.    Sosial-budaya
Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penyerapan nilai-nilai social keagamaan untuk memperkuat super egonya.

Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan cara modern (ilmiah).
a. Cara tradisional (non ilmiah)
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain :
(1) Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban.

(2) Cara kekuasaan (otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang diketemukan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau membuktikan kebenaran terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.
(3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada masa lalu.
(4) Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.

b. Cara modern (ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya dengan objek penelitian (Notoatmodjo, 2005).

Cara Mengukur Pengetahun dan Hasil Pengukuran
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang di ukur dari subjek penelitian atau responden. Pendalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
Menurut Sugiyono (2007) hasil pengukuran pengetahuan dengan menggunakan hasil rata- rata keseluruhan dan di implementasikan ke dalam2 kategori, yaitu :
1.    Kategori pengetahuan baik, jika skor jawaban > mean.
2.    Kategori pengetahuan kurang baik, jika skor jawaban <mean.

   Penanganan
    Pengertian
Penanganan adalah proses, cara, perbuatan menangani (www.artikata.com).

   Penanganan Dismenore
1.         Penerangan dan nasehat
Perlu di jelaskan pada penderita bahwa dismenore adalah gangguan tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu di bicarakan. Nasihat- nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga yang berguna. Kadang- kadang di perlukan psikoterapi.
2.         Penberian Obat Analgetik
Pemberian obat analgetik yang di berikan sebagai terapi simptomatik. Obat analgetik yang sering di berikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin dan kafein.
Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non – steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai 1 – 2 hari menstruasi.
3.         Terapi Hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tujuan ini dapat dicapai dengan dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
4.         Terapi dengan Obat Nonsteroid antiprostaglandin
Memegang peranan penting yang makin penting terhadap dismenore primer. Obat yang menurunkan jumlah prostaglandin akan membantu mengurangi rasa nyeri. Hendaknya pengobatan diberikan sbelum haid dimulai (1 sampai 3 hari sebelum haid) dan pada hari pertama haid (Prawiroharjo, 1999).
5.         Senam rutin dapat mengurangi kadar prostaglandin.
6.         Memberikan terapi dengan mengompres bagian perut yang nyeri dengan menggunakan air hangat yang dimasukkan ke dalam botol (www. Medicastore.co.id).
7.         Pemijatan didaerah punggung dan paha
8.         Orgasme pada aktivitas seksual

 Remaja
Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya adolescentra yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence , seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. (Hurlock, 2000)
Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama. (Hurlock, 2000).



Batasan Usia Remaja
Awal masa remaja berlangsung kira-kira 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat. (Hurlock, 2000)
Pada masa adolesensi ini terjadi proses kematangan yang berlangsung secara lambat dan teratur. Masa ini merupakan kunci dari perkembangan anak. Menurut banyak ahli jiwa, batas waktu adolesensi itu ialah 17-19 tahun atau 117-21 tahun. (Kartono, Kartini, 1992 : 65)
Sedangkan menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa, atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan dalam kelompok remaja.
(http://smileboys.blogspot.com/2008/06/pengertian-remaja.html)

2.3.3 Aspek-Aspek Perkembangan Pada Masa Remaja
1.        Perkembangan fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).
2.        Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (Papalia & Olds, 2001).
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993). Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.
Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama.
3.        Perkembangan kepribadian dan social
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).

Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001)


Sumber: