Flag Counter

Minggu, 16 Juni 2013

Defenisi Masayarakat menurut beberapa ahli

Masayarakat
Tidak ada defenisi tunggal tentang masyarakat. Hal ini dikarenakan sifat manusia dalam sebuah kelompok yang dinamis, selalu berubah dari waktu ke waktu. Akibatnya presepsi para pakar tentang masyarakat juga berbeda satu dan yang lainnya.
Emile Durkheim mendefenisikan masyarakat sebagai kenyataan objektif individu-individu  yang merupakan anggota-anggotanya.
Sedangkan Karl Marx melihat masyarakat sebagai struktur yang terdapat ketegangan sebagai akibat pertentangan antar kelas sosial sebagai akibat pembagian nilai-nilai ekonomi yang tidak merata di dalamnya.
Berbeda pula dengan defenisi yang diberikan M, J. Heskovits. Menurutnya masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
Paul B.Horton mendefenisikan masyarakat secara panjang lebar. Menurutnya masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama cukup lama, mendiami wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok tersebut tersebut. Dilain pihak dia mengatakan masyarakat adalah organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lainnya.
Sedangkan Selo Soemardjan mendefenisikan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
J.L Gillin J.P Gillin memberikan defenisi bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. (Elly M.Setiadi & Usman Kolip, 2011:35-36).
Masyarakat merupakan kesatuan – kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari. Dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berrasal dari kata latin sociu, yang berarti”kawan”. Istilah msyarakat sendiri berasal dari akar kata arab syaraka berarti ikut serta, berpartisipasi. (Koetjaraningrat. 1979:143).
Jadi berdasarkan defenisi yang dipaparkan Koentjaraningrat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa masyarakat itu merupakan sekumpulan manusia yang saling berinteraksi.
Tidak semua masyarakat yang bergaul atau berinteraksi itu merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan yang khusus.  Ikatan yang membuat suatu kesatuan itu menjadi sebuah masyarakat yaitu pola tingkah laku yang khas mengenai semua factor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. Berarti pola tersebut harus kontinyu yang artinya sudah menjadi adat istiadat yang khas. (Koentjaraningrat.1979:145).
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat.1979:146).
Terlepas dari berbagai pandangan yang berbeda tentang masyarakat yang dikemukakan oleh para ahli, secara substansional terdapat titik temu yaitu masyarakat merupakan kumpulan manusia yang terdiri dari komponen-komponen:
1.      Terdapat sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, saling berenteraksi antara satu dengan yang lainnya baik antar individu, individu dan kelompok, maupun antar kelompok dalam satu kesatuan sosial yang menghasilkan produk kehidupan, yaitu kebudayaan.
2.      Menjadikan struktur dan sistem sosial budaya, baik dalam skala kecil (mikro) maupun dalam skala besar/luas (makro) antarkelompok.
3.      Menempati kawasan tertentu dan hidup di dalam kawasan tersebut dalam waktu relative lama hingga antargenerasi.
Adapun Soerjono Soekanto  mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat adalah :
1.      Manusia yang hidup bersama-sama sekurag-kurangnya dua orang individu.
2.      Bercampur atau bergaul dalam waktu yag cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru dan sebagai akibat dari kehidupan bersama tersebut akan timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengaturan antar manusia.
3.      Menyadari bahwa kehidupan mereka merupakan satu-kesatuan.
4.      Merupakan sistem bersama yang mnimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari perasaan saling terkait antara satu dan lainnya.
Marion Levy membuat criteria masyarakat untuk kehidupan kelomok manusia, diantaranya :
1.      Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggota.
2.      Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.
3.      Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
4.      Kesetiaan pada sistem tindakan utama secara bersama-sama, yang kemudian ditambah oleh Talcott Parson, yaitu :
·         Melakukan sosialisasi pada generasi berikutnya. (Elly M.Setiadi & Usman Kolip, 2011:37).
Dari berbagai pendapat tentang masyarakat, dapat disimpulkan bahawa masyarakat adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di daerah tertentu dalam waktu yang relative lama, memiliki norma yang mengatur kehidupannya menuju tujuan yang dicita-citakan bersama, dan di tempat tersebut anggotanya melakukan regenerasi.

                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar