Flag Counter

Sabtu, 18 Oktober 2014

Persepsi Siswa Tentang Cara Mengajar Guru


Persepsi Siswa Tentang Cara Mengajar Guru
Menurut Slameto (2002) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Menurut Jalaluddin Rakhmat (2005) persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan menurut Khairani Makmun (2013) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Dengan kata lain, persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama.

Menurut Khairani Makmun (2013) faktor-gaktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:
1.      Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, misalnya faktor fisiologis, perhatian, minat, kebutuhan yang searah, pengalaman dan ingatan, dan suasana hati.
2.      Faktor eksternal yaitu karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terdapat di dalamnya.
Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseorang merasakannya atau menerimanya. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi misalnya, ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus, warna dari obyek-obyek, keunikan dan kekontrasan stimulus, intensitas dan kekuatan dari stimulus, dan motion atau gerakan.
Menurut Manahan Tampubolon (2008) persepsi sebagai gambaran seseorang tentang sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang terjadi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:
1.      Faktor Individu
Individu dalam membuat suatu persepsi akan dilatarbelakangi oleh kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu (attitude), motivasi individu untuk membuat persepsi tentang sesuatu tersebut, kepentingan individu terhadap sesuatu yang dipersepsikan, pengalaman individu dalam menyusun persepsi, serta harapan individu dalam menentukan persepsi tersebut.
2.       Faktor Situasi
Situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan momen yang tepat, bangunan atau struktur dari objek yang dipersepsikan, serta kebiasaan yang berlaku dalam sosial masyarakat dalam merumuskan persepsi.
3.      Faktor Target
Gangguan yang ada dalam menyusun persepsi sebagai gangguan dalam menentukan target atau persepsi, biasanya adalah objek yang akan dipersepsikan merupakan perihal yang benar - benar baru (novelty), adanya gambaran hidup yang mempengaruhi dalam membentuk persepsi (motion), suara - suara yang timbul pada saat membentuk persepsi (sounds), ukuran dari bentuk persepsi (size), yang melatar belakangi pembentuk persepsi tersebut (background), dan kedekatan persepsi dengan objek lain yang dapat membentuk persepsi yang hampir sama (proximity), serta kesamaan (similarity) dari persepsi yang akan dibangun dengan persepsi lain.

Sedangkan menurut Bimo Walgito (2004) guna memahami persepsi lebih dalam, perlu diketahui faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dan merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu:
1.      Objek atau stimulus yang dipersepsi
Obyek dari luar diri seseorang baik berupa benda, kejadian, atau pun sikap dari orang lain biasanya merupakan sumber stimulus bagi seseorang
2.       Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Melalui alat indera yang dimiliki seseorang, stimuli yang ada diterima oleh seseorang. Dengan syaraf sebagai pusat kesadaran, seseorang akan menginterpretasikan stimuli yang diterima.
3.      Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok objek.

1.      Prinsip-Prinsip Dasar Persepsi
Berikut ini beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang  guru agar ia dapat mengetahui siswanya secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang  efektif.
a.       Persepsi itu relatif bukannya absolut
Manusia bukanlah instrument ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya, tetapi ia dapat secara relatif menerka keadaan. Berdasarkan kenyataan bahwa persepsi itu relatif, seorang guru dapat meramalkan dengan lebih baik persepsi dari siswanya untuk pelajaran berikutnya karena guru tersebut telah mengetahui lebih dahulu persepsi yang telah dimiliki oleh siswa dari pelajaran sebelumnya.
b.      Persepsi itu selektif
Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatiannya dan ke arah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan.
Dalam memberikan pelajaran seorang guru harus dapat memilih bagian pelajaran yang perlu diberi tekanan agar mendapat perhatian dari siswa. Seorang guru juga harus menjaga agar dalam satu kali penyajian atau pelajaran, ia tidak terlalu banyak menyampaikan hal-hal baru sehingga melebihi batas kemampuan persepsi siswa.
c.       Persepsi itu mempunyai tatanan
Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan, melainkan tertata. Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukkan bahwa pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang baik sehingga tidak muncul salah interpretasi atau salah pengertian.
d.      Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan)
Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasikan.
Dalam pengajaran, jika pada hari pertama guru mengajak berdoa sebelum pelajaran dimulai, maka dapat dipastikan bahwa pada hari-hari berikutnya siswa akan menanti guru untuk memulai dengan doa sebelum pelajaran mulai.
e.       Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama
Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Bagi seorang guru ini berarti bahwa agar dapat diperoleh persepsi yang kurang lebih sama dengan persepsi yang dimiliki oleh kelas lain yang telah diberikan materi pelajaran serupa, guru harus menggunakan metode berbeda (Slameto, 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar