Flag Counter

Minggu, 13 Oktober 2013

Problematika Klasik Bad Image Jurusan IPS vs IPA/Sience Sebaliknya..?

Perspektif  Terhadap Siswa Jurusan IPS

Pertama saya melihat dari education, goverment sampai kesempatan yang dimiliki IPS masuk di perguruan tinggi. Seperti yang kita ketahui bersama-sama bahwa dari dulu-dulu sampai saat ini IPS memiliki bad image.  IPS memiliki bad image di kalangan masyarakat,jurusan ini dianggap tidak menjajikan,tempat para "anak bodoh dan bandel",bahkan pemerintah dan dunia pendidikan ikut-ikutan pula membatasi anak lulusan jalur ips,ini terbukti dengan hanya beberapa jurusan di universitas saja yang bisa dimasuki anak IPS,sedangkan anak IPA/SIENCE bisa masuk di semua jurusan. Secara pribadi saya juga tidak menyangkal hal itu, namun yang paling dirugikan adalah anak yang memang ahli dalam bidang IPS namun kalah bersaing akibat image "ips lebih bodoh dari ipa",bahkan permasalahan ini sempat diangkat oleh salah satu kaskuser`(kunjungi di http://archive.kaskus.us/thread/4822462 ). Permasalahan yang tidak kalah merugikan sarjana/sarjana IPS itu sendiri adalah bahwa orang cenderung menganggap mata pelajaran dari jurusan IPS itu bisa diajar oleh siapa saja. Contohnya saja: di suatu SMA X mata pelajaran Sejarah diajar oleh guru Kimia.

Nih..polemik yang berkembang Mengenai IPS..
  • Pendapat Sebagian Guru

Banyaknya sebagian guru berpendapat jika siswa-siswi IPS itu anaknya bandel-bandel, susah diatur dan lama menangkap pelajaran sehingga sebagian guru juga tidak terlalu peduli kepada siswa-siswi IPS. Padahal tidak semuanya itu benar karena banyak orang-orang sukses diluar sana yang latar belakangnya ialah jurusan IPS .
2. Tanggapan Sebagian Masyarakat
Tak dapat difungkiri mengenai tanggapan masyarakat itu beraneka ragam, tapi pada intinya mereka tanggapan sebagian masyarakat bahwa siswa-siswi IPS itu adalah pelajar buangan, karena mereka banayak yang gagal masuk kelas IPA saat penjurusan. Selain itu biasanya sebagaian para orangtua begitu bangga jika anaknya masuk IPA dan bahkan sebagaian ada pula yang memaksakan anaknya masuk IPA karena menganggap lowongan untuk eksakta itu lebih banyak....(yah...itu opini mereka yang berfikir kurang luas).
3. Program Jurusan Saat Kuliah
banyak proram jurusan kuliah yang diskriminasi dengan lulusan IPS, seperti Kedokteran, Tehnik, Penerbangan, Ilmu Alam dll. Walaupun sebernarnya pemerintah kita sudah memiliki terobosan dengan program IPC saat siswa-siswi IPS ingin mengambil Jurusan lain, namun itu saja tidak cukup karena khususnya sekolah kedinasan yang bernaung dibawah kementrian dan non kementrian hampir semua jurusan kuliah harus berlatar belakang IPA.
4. Lapangan Kerja
Di situs-situs penyedia lowongan kerja kita bisa lihat sendiri, terutama-terutama perusahaan-perusahaan ternama pada umumnya membuka lowongan untuk siswa-siswi berlatar belakang IPA/eksakta tersebut.


Pas saya SMA dulu, sepengetahuan saya anak-anak IPA itu lebih baik daripada anak IPS. Alasannya yaitu anak-anak IPS itu kebanyakan anak nakal (setau saya waktu dulu), sedangkan anak IPA lebih kalem-kalem dan rata-rata adalah kutu buku alias ngobrol tuh tentang pelajaran terus kayaknya. Selain itu saya juga mendengar pernyataan dari beberapa anak/teman sekolah saya kalau jurusan IPS tempat anak buangan IPA, kelas tersisih, isinya anak nakal dan pemalas, berandal yang kritis,tukang santai, jago nyarat, tukang nyontek lagi ulangan dan nengok jimat dan sebagainya. Memang, hal itu tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak seratus persen benar. Eh..ketika kenaikan kelas dari kelas X kelas XI, saya direkomendasikan oleh guru bagian BK sebagai siswa yang dipilih masuk ke jurusan IPA. Namun, saya tolak...alasannya kecil "Saya tidak suka pelajaran MTK, Fisika dan Kimia" pokoknya yang ngitung-ngitung pake angka and variabel gitu deh...endingnya..saya putuskan ngambil IPS..karena saya semasa SMA suka diskusi, debat, bertanya pokoknya banyak bicara lah..sampai kuliah pun saya mengambil jurusan IPS.
    
Pada saat ini saya kuliah di Universitas Riau jurusan IPS, Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan sedang melaksanakan Program Praktek Lapangan (PPL) di salah satu SMA negeri di Kota Pekanbaru.

Nah....saya mau cerita lagi....polemik, anggapan-anggapan tentang siswa-siswa jurusan IPS itu di cap nakal/bandel dibandingkan jurusan Sience kembali berkoar...baik dari senior yang PPL terdahulu maupun dari teman-teman yang juga PPL di sekolah lain serta komentar-komentar gurunya.

     "Wah....guru aja kewalahan ngadapin anak-anak IPS.."Kata salah satu guru. 
Hmmm..ciuuut juga nyali saya..akhirnya...saya dapat kesempatan mengajar di kelas IPA/Sience menggantikan guru mereka. Awalnya sih..gak enak kali kesan mereka nyembut guru baru khususnys mahasiswa PPL..walaupun ada juga sebagian siswanya yang mencerminkan siswa yang berpendidikan dan berjiwa pancasila....yaitu mempunyai adab dan sopan santun terhadap guru..


Yah...ini sih apa bedanya IPS sama IPA?sama aja..atau karena saya guru PPL mereka seperti itu?maybe yes, maybe no. 

Saya juga berkesempatan masuk di kelas jurusan IPS.."AMPUN...ahlak mereka.."
Tapi..inti nya sekarang bahwa siswa-siswa IPS dan IPA itu sama saja..tergantung dari pribadi maupun ahlak siswa tersebut...dan yang paling penting yaitu bagaimana cara guru menghadapi anak-anak yang seperti ini dan ini juga menjadi tugas guru dalam membina siswa-siswa memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai moral dan akhlak yang bermartabat, sopan santun dan menghargai guru sebagai pahlawan tanpa jasa.

Negara kita memang sedang menghadapi suatu problem yang sangat serius yaitu KRISIS AKHLAK, MORAL baik dari kalangan anak-anak hingga orang-orang dewasa sampai pejabat. Karena jika para pejabat maupun petinggi-petinggi kita tidak krisis ahlak, Insya Allah tidak terjadi penyelewengan uang negara (KORUPSI), saling menjatuhkan dll....

Indonesia menghadapi krisis akhlak dan integritas para elite. Buktinya, banyak anggota DPR dan pejabat serta pengusaha yang terlibat korupsi. Reformasi gagal mendesakkan perubahan mental dan pembaruan moral.
Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Asvi Warman Adam MA menilai, kini Indonesia nyaris kehilangan sosok pemimpin, melainkan hanya memiliki para elite di puncak piramida politik-ekonomi. 

Indonesia memerlukan pembangunan mental spiritual untuk kebangkitan negara ini...


Come On IPS...hapus tuh perspektif orang tentang bad image itu.....!!!!!!!!!!!
Kalo bukan kita orang IPS yang merubah..siapa lagi????
Eh...ingat....IPS itu KUEEEREEEEEN..SMART...LHO...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar