Mantan Itu Kayak Eek
Pengen di Injak tapi Jijik
Cinta yang teramat besar
berakhir kebencian yang aku gak tau apa itu sisa cinta yang mendalam atau
kebencian karena logika ku yang tak pernah mengerti. Mencoba Move On dalam
kurun waktu 1 tahun bukan waktu yang singkat, aku bisa melupakannya karena
terlalu keras dia menghempas hati ini hingga hancur menjadi debu kebencian.
CINTA
& BENCI, dua kata itu terkadang membuat aku bingung dan tak mengerti. Aku
terkadang iri dengan perjalanan cinta teman-teman aku yang mulus bertahun
tahun. Namun, ada juga sih yang gak mulus dan banyak juga yang Jones (Jomlo ngenes). Teman-teman dekat
kampus aku sering curhat permasalahan cinta mereka, permasalahan keluarga dan
lain-lain. Kalo permasalahan cinta aku terkadang agak pangling atau was-was
juga sih ngasih saran maupun solusi. Yah…maklum kisah cinta aku tragis.
I’ve never been
so turn up in all of my life
I sould’ve seen this coming
I’ve never
felt so hopeless
Than tonight
I don’t wanna do this anymore, I’m moving on.
Aku tertegun
mendengarkan alunan musik metal yang dinyanyikan Band kesayangan kakak kamar
sebelah Asking Alexandria. Terlalu
sering aku dengar dia mendengarkan lagu Move
On itu sehingga sedikit banyak membuat aku hapal liriknya.
Yah,..benar..terlalu sakit jika tidak move
On dan terlalu lama hati ini tersobek-sobek oleh sosok pria yang pertama
dan terakhir membuat ku bahagia, tertawa, sedih, menangis dan pria pertama dan
terakhir juga yang membunuh perasaan cinta ku tepat di jantung hati ini. Sakit nya tuh di sini ! ( nunjuk ke hati
)
Di kala sendiri aku
terkadang ingat dengan hal-hal sederhana bersamanya namun sangat manis untuk di
kenang. Namanya Revi, rumahnya tidak
jauh dari rumah ku dan bisa dikatakan kita bertetangga begitu. Aku mengenalnya
sejak di bangku SD namun kami beda sekolah, aku melihatnya ketika acara MTQ di
kampung aku. Hmmm…pertama melihatnya aku merasa dia hanya sosok anak lelaki
biasa alias gak ada yang spesial. Dan waktu terus berlalu tahun demi tahun dan
hingga SMA, ketika itu aku memilih melanjutkan SMA di ibukota Kabupaten. Aku
ingat awal aku jadian kelas XI SMA, sebenarnya aku tidak jatuh cinta pada
pandangan pertama. Kami hanya dijodoh-jodohkan oleh teman-teman ku yang juga
temannya ( biasa anak SMA suka menjodoh-jodohkan) yang akhirnya dia nembak aku
dan jadian deh. Sebenarnya yang ku tau dia sudah lama jatuh cinta dengan aku. (
Mampus deh kau terpesona kecantikanku***lol ).
Perjalanan cinta bagai air yang
mengalir dari sela-sela bebatuan namun tetap pada satu tujuan menuju sungai dan
berhenti pada pusaran, berputar dan sebagian meneruskan perjalanan membawa
benalu-benalu, sampah-sampah sungai.
Kisah cinta ku seperti air
mengalir itu, jika aku mengingat kenangan bahagia itu aku ingin kembali ke masa
itu dan puncak kebahagiaan ku bersamanya ketika aku semester 4 ketika
ulangtahun ku yang ke 19 tahun. Tak ku duga sama sekali dia yang kuliah di UNP
Padang mau datang ke Pekanbaru bertepatan dengan ulang tahun ku. Kejutan yang
tak terduga, kebahagiaan yang tak terbayangkan membuat aku lupa segalanya
sehingga rasa cinta ku padanya semakin besar seakan tak bisa tergantikan. Aku
ingat hadiah yag diberinya tak begitu istemewa dan mahal, namun ketika dia
memakaikan gelang silver di lenganku hati ku seakan terbang ke langit dan ingin
berteriak I so happy so much, I love U So
much.
Waktu terus berjalan,
kesibukan ku pada aktivitas kuliah, aktif organisasi internal kampus maupun
eksternal kampus tak mempengaruhi perhatian ku padanya. Aku selalu mengirim SMS
padanya, memskipun dia telat membalas namun aku tetap memakluminya. Kami
biasanya SMS an ketika malam hari, yang kami bahas pun bukan sesuatu yang
menarik, misalnya membahas isi buku yang dibacanya atau paling jauh membahas
tentang hal-hal yang menyimpang dari agama. Revi semenjak kuliah dia sosok
berbeda dari Revi yang aku kenal biasanya, Revi yang aku kenal kini adalah Revi
yang taat agama dan tak heran dia melarang ku untuk ikut menari dalam
kegiatan kampus. Alasannya pasti berkaitan dengan agama. Setelah putus sebagai
pelampiasan juga aku menjalankan apa yang dilarang Revi.
Putus
cinta, diputusin secara tak wajar apakah aku rela menerima atau aku memaksa
menerima atau aku harus bagaimana.
Ending cinta ku adalah diputuskan olehnya. Aku sampai saat ini masih belum bisa
menerimanya. You know why? Bayangin
aja ketika kau terlalu cinta pada seseorang, kau sudah banyak bahagia dengan
nya, dan jauh lebih banyak mengorbankan hati dan perasaan maupun air mata dan
tiba-tiba kau diputusin secara tragis dan mengenaskan lewat sebuah via SMS,
alasannya Cuma satu “ Agama melarang pacaran” gimana perasaan kau?. Yah,…aku
tau emank dalam agama kita tidak ada yang namanya “pacaran” yang ada ta’arufan.
Aku mau anggap saja status kita itu ta’arufan namun pendapat dia lain pula
perihal ta’arufan itu. Sehingga ketika berdebat dengan kakak kamar sebelah Revi
mengeluarkan berbagai hadist dan dalil lain untuk membenarkan pendapatnya.
“Ini
bukan masalah siapa yang lebih sayang.
Di
dalam Islam g’ ada namanya “pacaran” jika Vi melanjutkan hubungan ini maka
sayang Vi menuruti nafsu bejat Vi.
Vi g’
mau itu terjadi karena Vi menyayangi Emi. ..
Kalo
jodoh akan bersatu lagi.
Meskipun
kita putus tapi tali silaturrahmi g’ kan putus.
Itulah potongan Kutifan
kalimat SMS yang ku terma dari Revi panjang lebar yang masih ku ingat.
Bukan
masalah siapa yang lebih sayang, nafsu bejat, akan membimbing, walaupun putus
tapi hubungan silaturahmi tak kan putus. Oh my God hello. Seolah-olah pacaran dengan ku
selama ini adalah dosa besar. Wowww..padahal berpegang tangan saja kami gak
akan. AKu juga dibesarkan dilingkungan keluarga yang kental agama. Kami pacaran
sangat wajar dan tidak pernah keluar jalur seperti orang-orang kebanyakan. Making in love, kiss, touch etc. Tapi
dia katakan berbuat dosa. Terkenang
kalimat itu membuat air mata kembali terpaksa menetes disudut mata ku. Kadang
aku berpikir putus dengannya mungkin juga jalan terbaik yang diberikan Tuhan.
Terlalu sering aku dicuekin, didiamin, dikacangin olehnya namun aku tetap sabar
dan paling jauh aku hanya menangis. Aww…gilak gak tuh? Astagfirullah
hal adziim. Aku baru nyadar sekarang.
Sumpah aku baru nyadar bego atau apa namanya aku dulu. Diperbudak oleh perasaan
cinta ku yang dia entah cinta atau gak sama aku. Kali ini aku mulai
meragukannya. Dan juga Revi telah mengingkari janjinya membimbing di jalan
agama, hubungan silaturahmi yang tak putus. Buktinya tak satu pun dia tepati.
Kami telah tak pernah kontak sama sekali.
“Bodoh kau, mau pula kau
digitukan dia?cinta betul agaknya kau dengan dia sampe kau menderita
gitu.”Ocehan teman-teman ku tak lebih dari semprotan pedas itu tak mempan
sepertinya menembus hati ku. Karena aku terlalu bodoh dan naïf untuk bilang aku
sudah melupakannya. Terlalu keras dia menghempas, mencambuk hati ku namun aku
tetap tak bisa melupakannya.
“Gila ya, dia unfriend kakak di Fb.”Oceh kakak kamar
sebelah ketika mengetahui pertemanan di Fb nya dengan Revi sudah tidak ada.
Sadis, parah dan tragis tepat nya ungkapan untuk nasib cintaku. Bagaimana aku
tak mengatakan itu, gara-gara mantan itu aku belum bisa membuka hati ku untuk
pria lain hingga sekarang. Kursi di hati ku yang kosong seakan belum siap diisi
oleh pria lain, umpatan, omelan dan semprotan pedas teman-teman ku juga sering
ku terima.
“Apa lagi yang kau
pilih?mau mengharap mantan kau yang mencampakan kau itu?Bodoh kau.”Semprot pedas
kembali ku dapatkan.
Mantan
itu kayak eek ( Tai ) yang pengen aku lindas pake truk sampah namun aku jijik. Kebencian, kekesalan, rasa
tersakiti, tak pernah bisa menerima dan sisa cinta yang menyisakan sulit
membuka hati untuk pria lain membuat aku terkadang mengumpat dan seakan
menyesal telah mengenal dan menjalin hubungan dengannya. Jika alasan dia
memutuskan hubungan aku bisa merimanya mungkin aku memaafkannya tapi hingga
kini aku masih tak mengerti. Orang beda agama saja bisa mempertahankan
hubungan, kami satu agama namun begitu gamblangnya dia memutuskan hubungan dan
membuat jarak seakan kami tak pernah mengenal. Dia benar-benar ingin memhapusku
dari hidupnya, buktinya kami tak pernah komunikasi semenjak putus. Dia sendiri
yang meminta untuk tidak pernah berhubungan setelah putus.
All
you did was wreck my heart.
Yah…kau kau telah menghancurkan hati ku, menancapkan bendera perang di
ubun-ubun ku hingga perasan cinta berganti menjadi kebencian membuncah di hati
ku. Perang perasaan antara benci, cinta dan rindu. Aku mungkin terlalu bodoh
mengatakan aku sangat mencintainya waktu itu dan berharap dia jadi cinta
pertama dan terakhir ku yang kenyataannya cinta pertama yang merobek hati ku. Bagi sebagian orang apalah artinya cinta masa
SMA dan berlanjut hingga kuliah dan akhirnya putus secara alami. Bagi ku
cintaku tidak seperti orang sebagian. Yah..kembali aku merasa diriku terlalu
naïf jika aku telah berharap banyak.
Sosok yang memiliki tubuh
tinggi dan berhidung mancung, sholeh, pendiam, cuek serta baik hati yang telah
menghipnotis ku untuk jatuh dan menyerah pada cintanya. Aku telah berani
menanamkan perasaan cinta yang dalam di hati ini, nama nya mungkin telah
diporselen di relung hati ini sehingga sangat sulit menhancurkannya. Sosok
pengganti silih berganti mencoba mengetuk hati ini namun belum seorangpun mampu
menduduki tahta kosong yang pernah ditempati sosok seseorang dimasa lalu.
Yah…hati ini kadang tak bisa berbohong, logika ku selalu berkata bahwa aku
telah Move on dari nya dan telah
membencinya namun hati ku ini yang terlalu bodoh sehingga menentang logika ku.
Aku bukan tak mampu mencari penggantinya, jika aku mau 100 kali lebih baik
darinya aku pun bisa. Aku toh tak terlalu jelek, aku popular namun kalo bicara
hati mungkin akan berbeda.
Karambia buruak, mati
karancak an. Muko baruak, mati ang sana. Aku sering mengumpat yang
ditujukan untuk mantan ku itu agar kekesalan ku padanya setidaknya terbayarkan.
Tapi semakin aku mengumpat semakin sering aku menyebut namanya dan semakin aku
mengenangnya. Aku sekarang semester 7 dan target wisuda pada bulan Februari
mendatang. Aku hanya selalu berdoa semoga aku dapat melupakannya dan menemukan
yang tepat buat ku meskipun hati naïf ku bicara dia udah pas buat aku. Saat ini
hati ini masih beku dan pintu hati ini masih belum bisa menerima ketukan pria
meskipun nyokap berusaha menjodohkan dengan seseorang yang sebenarnya jauh
lebih baik. Lebih mapan dan lebih..lebih dari mantan eek itu. Akhirnya aku
hanya bisa mendoakan mantan eek ku itu bisa menemukan wanita penggantiku.
Note: ***Kisah nyata yang terjadi pada teman serumah ku mahasiswi
fakultas Fisip UR***
foto : search google..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar