PANTUN BACAAN
Bacaan di sini bukanlah sembaranga bacaan yang dapat dibaca
atau digunakan pada sembarang orang, tempat dan sembarang waktu. Ia merupakan
bacaan yang mengandung kekuatan yang dipercaya dapat merealisasikan kehendak
dari yang mengucapkannya. Oleh karena itulah “bacaan” atau semacam “mantra”
ini dianggap barang berharga dan tidak semua orang mengetahuinya dan
tersimpan rapi.
Pemakaian bacaan
di dalam masyarakat Banjar dapat dibagi dalam 3 ( tiga ) golongan.
1. Tabib atau dukun/pawang
Golongan tabib atau dukun/pawang ini menggunakan bacaan untuk menolong orang lain.
Misalnya memberikan pengobatan terhadap berbagai penyakit dengan memberikan bacaan kepada penderita. Golongan ini
juga dapat menundukan binatang-binatang buas, bahkan menolak para hantu-hantu jahat.
2.
Paaliran/Pawang
Buaya
Dengan menggunakan bacaan tertentu yang khusus , mereka para paaliran dapat memanggil dan menangkap buhaya ( buaya ) yang telah menangkap manusia.
3.
Masyarakat Umumnya.
Penggunaan bacaan
oleh masyarakat biasanya lebih banyak menyangkut persoalan pribadi.
Orang-orang yang meyakini bacaan sebagai
kekuatan yang mampu memberikan bantuan terhadap dirinya secara pribadi dapat
menggunakannya.
Bacaan atau isim di
sini dibedakan dari do’a. Do’a-do’a bersifat relegius, biasanya diambil dari
ajaraan agama atau bersumber dari kitab suci Al-Qur’an dan hadist serta
karya-karya para ulama. Disamping itu, maksud dan tujuannya pun berbeda-beda.
Do’a dipergunakan pada upacara-upacara keagamaan, seperti acara manyalamat/selamatan. Jadi, do’a erat
hubungannya dengan persoalan ‘ubudiah.
Sedangkan bacaan/isim
lebih bersifat keduniaan, bahkan
isinya mengandung maksud kesaktian dan guna-guna. Cara menggunakan bacaan atau isim bermacam-macam, antara lain dengan baririang, yaitu memohon dengan yang maha kuasa agar maksudnya
diperkenankan. Ada pula dengan cara membaca saja, kemudian meniupkannya kea rah
tertentu, atau ditipkan ke dalam air, kemudian air tersebut diminum atau
dimandikan. Adapula dengan cara bamamang,
yaitu dimulai dengan mengucapkan bacaan yang mengandung pemujaan terhadap
roh-roh tertentu.
Perlu diketahui bahwasanya orang Banjar tidak
mengenal istilah “mantra”. Walaupun demikian, tidak berarti bentuk mantra tidak
dijumpai dalam masyarakat Banjar. Karena orang Banjar menyebutnya bacaan dikenal juga dengan titiupan, penawar, pengasih dan sebutan
lainnya yang sebenarnya memiliki pengertian yang sama dengan mantra dalam
kesusastraan Indonesia.
Karena bacaan merupakan
barang yang rahasia maka harus dirahasiakan, maka selalu dalam bentuk lisan. Apabila bacaan itu diturunkan kepada orang
lain, yang menerima harus menghafalkan tiap perkataan berikut dengan
syarat-syaratnya.
Ditinjau dari tujuan penggunaannya, “bacaan” dapat
digolongkan ke dalam 3 jenis, antara lain: 1. Kataguhan
( Kekebalan )
2. Pirunduk
( guna-guna )
3. Panawar (
penawar ).
Contoh
bacaan kataguhan:
Naga ulit naga
humbang
Katiga naga
partala
Taguh kulit
taguh tulang
Katiga taguh
sampai ka karungkung kapala
Barakat Lailaha
illa Allah, Muhammadur Rasululllah.
Biasanya Isim kataguhan
dibaca sebelum berkelahi, setelah dibaca ditiupkan ke tangan dan disapukan
ke muha ( muka ).
Catatan:
Bacaan kekebalan atau kataguhan di atas
hanya sebagai contoh dan bertujuan sebagai pengetahuan saja bukan untuk
dipraktekan.
Bacaan Menolak Pulasit
Pulasit merupakan perbuatan manusia berupa roh halus dan
jahat, dan pulasit biasanya menyerang
kaum perempuan. Jika seseorang telah dimasuki oleh pulasit, maka orang itu akan menjadi kesurupan ( tidak ingat lagi akandirinya ). Seseorang yang dendam
kepada orang lain dapat maupahakan (
member upah/menggunakan jasa orang lain ) yang dianggap memiliki kekuatan
menggunaan atau memelihara pulasit. Tujuannya
agar istri atau saudara lawan yang dimaksudkan dirasuki oleh mahluk yang
disebut pulasit tersebut.
Contoh bacaan menolak pulasit:
Bismillahirrohmanirrohiim
Aku tahu asal
ikam
Karak kuriping
api neraka
Lari ikam ka
sisi alam
Kalu kada lari
Ku sumpahi lah
balunta
Barakat Lailaha
illa Allah, Muhammadur rasulullah.
Sumber
Referensi:
Mahdini.
2003. Sastra Lisan Orang Banjar. Cv.Daulat
Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar