KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT,
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun sebuah studi kasus yang
berjudul “Sosialisasi Politik Pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar” tepat
pada waktunya..
Dalam
studi kasus yang kami
susun ini membahas tentang bagaimana sosialisasi politik yang dilakukan
pasangan Cawagub Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar dalam menarik simpati
masyarakat sehingga berhasil memenangkan PILKADA Jawa Barat. Selain itu kami
juga membahas tentang bagaimana kepopularitasan Deddy Mizwar juga berperan
dalam kemenangan pasangan politik tersebut. Adapun yang kami
jadikan sumber informasi dalam studi kasus ini adalah Koran dan internet.
Dan
tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segala pihak yang
telah membantu kami menyumbangkan pemikirannya sehingga Studi
Kasus ini dapat diselesaikan.
“Tidak ada
gading yang tak
retak”. Begitu pula dengan
kami, sehingga besar
harapan kami kritik dan
saran dari para
pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan laporan yang
kami susun ini.
Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Amiin ya
robbal alamiin.
Pekanbaru,
April
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Di dalam kehidupan
politik, seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi
merupakan suatu kunci untuk mencapai tujuan yag di inginkan. Sosialisasi politik merupakan suatu proses
bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana pula
orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap
gejala-gejala politik tersebut. Melalui sosialisasi politik, individu-individu
diharapkan mau dan mampu berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam
kehidupan politik.
Pada masa sekarang ini, panggung politik Indonesia tidak
pernah sepi dari hingar-bingar dinamika yang menyertainya. Politik selebriti
kerap kali menjadi menu hangat yang tidak ada habis-habisnya dalam pemberitaan
media massa. Baik cetak maupun elektronik.
Kehadiran artis dalam dunia politik banyak mengundang kontroversi.
Itulah manifestasi pelaksanaan demokrasi. Dalam alam demokrasi siapa pun
mempunyai hak untuk berekspresi. Tak terkecuali artis dalam politik. Tak
seorang pun yang bisa melarang apalagi menjegal selebriti untuk terjun dalam
politik. Bagi yang menjegal bisa jadi mereka akan dianggap bertentangan dengan
nilai-nilai demokrasi (baca: melanggar HAM) yang mengagungkan kebebasan.
Meskipun kebebasan tersebut tentu mempunyai batasan.
Harus diakui popularitas tengah menyihir idealisme menjadi
pragmatisme bagi politisi kita. Popularitas bak opium yang memabukan. Ironisnya
banyak elit politik juga larut dalam jurus mabuk popularitas tersebut. Dengan
popularitas yang dimiliki artis memang memiliki daya tarik tersendiri. Sebab,
mereka akan lebih mudah dikenal kalangan luas.
Peran
mereka dalam berbagai media ketika bernyanyi, berakting baik dalam sinetron
maupun layar lebar ditambah lagi dengan blow
up besar-besaran melalui infotainment
adalah metode efektif bagaimana artis akan lebih mudah dikenal publik. Fakta
ini menemukan relevansinya ketika belakangan politik pencitraan semakin
digandrungi banyak orang terutama dalam jagad politik praktis. Dalam hal ini
misalnya Deddy Mizwar, seorang
sutradara, produser, dan aktor kawakan yang telah lama berkecimpung dalam
dunia entertainment. Karena jika kita telusuri lebih lanjut Deddy Mizwar memang
belum memiliki kiprah politik seperti dua artis sebelumnya. Namun bukan berarti
dengan latar belakang artis lalu dianggap sebelah mata dan tidak sanggup
menjalankan tugasnya.
Berhasilnya pasangan Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar memenangkan
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur ini tidak lepas dari bagaimana sosialisasi
politik yang dilakukan mereka sehingga mendapat legitimasi dari masyarakat Jawa
Barat.
Berdasarkan latar belakang di atas timbul pertanyaan,
seperti apa sosok Deddy Mizwar sehingga mendapat legitimasi masyarakat Jawa
Barat mendampingi Ahmad Heryawan?Lalu strategi politik apa yang dilakukan pasangan
Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar dalam menarik simpati masyarakat?
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas sebagai
berikut :
- 1. Bagaimana sosok pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar ?
- 2. Partai politik apa saja yang mendukung pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar ?
- 3. Bagaimana stategi sosialisasi politik pasangan Ahmad Hermansyah dan Deddy Mizwar dalam menarik simpati rakyat Jawa Barat?
- 4. Apakah popularitas Deddy Mizwar mempengaruhi Kemenangan pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar ?
1.
3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujua penulisan
ini adalah, antara lain :
- Untuk mengetahui bagaimana sosok pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar
- Untuk mengetahui Partai Politik apa saja yang mendukung pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar
- Untuk mengetahui bagaimana stategi sosialisasi politik pasangan Ahmad Hermansyah dan Deddy Mizwar dalam menarik simpati rakyat Jawa Barat
- Untuk mengetahui apakah popularitas Deddy Mizwar mempengaruhi Kemenangan pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sosialisasi Politik
Di dalam kepustakaan-kepustakaan politik seringkali
ditemukan istilah sosialisasi politik. Berbagai pengertian atau batasan
mengenai sosialisasi politik telah dikemukakan oleh para sarjana terkemuka.
Pada hakikatnya pengertian atau batasan sosialisasi politik yang dikemukan
seorang seorang sarjana tidak akan jauh berbeda dengan pengertian atau batasan yang
dikemukakan sarjana lainnya. Menurut
Michael dan Philip Althoff,
menjelaskan sosialisasi politik adalah proses oleh pengaruh mana seorang
individu bisa mengenali sistem politik yang kemudian menentukan persepsi serta
reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi politik juga sebagai
sarana suatu generasi untuk mewariskan keyakinan-keyakinan politiknya kepada
generasi sesudahnya. Sosialisasi politik ini merupakan proses yang berlangsung
lama dan pengelaman-pengalaman politiknya yang relevan dan memberi bentuk
terhadap tingkah laku politiknya.
Menurut Michael.Rush (2002) sosialisasi politik merupakan proses yang melalui orang dalam masyarakat tertentu belajar mengambil sistem politiknya. Proses ini sedikit banyak menentukan persepsi dalam reaksi mereka terhadap fenomena politik.
Menurut Michael.Rush (2002) sosialisasi politik merupakan proses yang melalui orang dalam masyarakat tertentu belajar mengambil sistem politiknya. Proses ini sedikit banyak menentukan persepsi dalam reaksi mereka terhadap fenomena politik.
David
Easton dan Jack Dennis (1969) mendefenisikan bahwa sosialisasi politik
merupakan proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi
politik dan pola-pola tingkah lakunya.
Dengan
demikian, pengertian sosialisasi politik sedikit banyak tidak bisa lepas dari
pengertian-pengertian sosialisasi di atas. Misalnya, dikatakan bahwa
sosialisasi politik, seperti telah dijelaskan sebelumnya, adalah proses
pengenalan sistem politik pada seseorang, kelompok, atau masyarakat, serta
respons yang mereka berikan terhadap gejala-gejala politik yang ada dan mereka
hadapi. Lebih sederhana lagi, sosialisasi politik dapat diartikan sebagai
proses pembentukan sikap dan orientasi anggota masyarakat yang dihasilakn dari
sosialisasi politik ini pada gilirannya memberikan pengaruh kuat terhadap
tingkat partisipasi politik, rekrutmen politik, dan komunikasi politik
seseorang atau kelompok masyarakat dalam segala aktivitas kehidupannya.
Di dalam sosialisasi politik dikenal beberapa sarana atau
agen-agen politik, seperti keluarga, sekolah, kelompok bergaul atau bermain,
pekerjaan dan media massa serta kontak-kontak politik langsung. Meskipun
pandangan terhadap politik yang telah ditanamkan oleh keluarga-keluarga atau
sekolah begitu positif, tetapi apabila kenyataan dalam masyarakat belum
sepenuhnya terealisasi atau tidak mempengaruhi. Kontak-kontak langsung dengan
pemerintah, lembaga politik dan kehidupan politik sangat mempengaruhi sikap dan
perilaku politik individu dan kelompok-kelompok untuk tetap setia atau tidak,
bersedia mendukung atau tidak terhadap sistem politik, pemerintah atau patai
politik yang semula didukungnya.
Dalam hal ini seperti
sosialisasi politik yang dilakukan pasangan Cagub dan Cawagub Jawa Barat Ahmad
Heryawan dan Deddy Mizwar dalam mencari dukungan dari masyarakat Jawa Barat.
2.2 Profil singkat Pasangan Ahmad
Heryawan dan Deddy Mizwar
Berikut profil singkat dari pasangan Ahmad Hermansyah dan
Deddy Mizwar:
2.2.1 Ahmad Heryawan
H. Ahmad Heryawan, Lc. lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 19 Juni 1966 adalah seorang politikus Indonesia. Ia
adalah Gubernur Jawa Barat terpilih untuk periode 2008-2013 bersama wakilnya Dede Yusuf. Pada Pemilihan Gubernur Jawa
Barat 2013, Ahmad Heryawan kembali dipercaya rakyat Jawa
Barat untuk memimpin selama lima tahun kedepan. Kali ini
Heryawan didampingi aktor senior Deddy Mizwar sebagai wakilnya.
Heryawan mulai meniti karier sebagai pengajar dan
mubaligh. Ia aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi, antara lain Ma’had Al
Hikmah, Dirosah Islamiyyah Al Hikmah, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta, dan Pusat Studi Islam Al Manar. Selain
itu ia juga aktif di Persatuan Umat Islam sejak tahun 1991 dan dipercaya untuk
menjabat ketua umum dari tahun 2004 sampai saat ini.
Karier Aher di dunia politik berawal dengan bergabungnya
ia bersama Partai Keadilan (sekarang Partai Keadilan Sejahtera). Heryawan kemudian terpilih menjadi salah satu anggota legislatif Provinsi
DKI Jakarta pada tahun 1999. Usai Pemilu 2004, Aher kemudian menjabat sebagai
Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2004-2009. Sebagai seorang
pemimpin daerah, misi yang ia bawa adalah menciptakan masyarakat yang memiliki
dasar pengetahuan (knowledge) untuk melahirkan dunia dengan wajah baru. Selain
itu, Ahmad Heryawan juga memberikan prioritas pada pendidikan murah, sejuta
lapangan kerja, kesehatan masyarakat, perbaikan ekonomi masyarakat, dan
pembenahan infrastruktur di seluruh wilayah Jawa Barat.
Gubernur Ahmad Heryawan pada tahun 2011 dinobatkan
sebagai tokoh perubahan 2011 oleh sebuah media cetak nasional. Pada tahun 2012,
Ahmad Heryawan mencalonkan kembali sebagai Gubernur Jabar dengan didampingi
Deddy Mizwar. Pasangan Cagub dan Cawagub Aher-Deddy ini bersaing dengan calon
Gubernur lainnya.
Sejak kepemimpinannya tahun 2008, Ahmad
Heryawan meraih banyak
penghargaan. Total 92 penghargaan
diraih Ahmad
Heryawan untuk daerah Jawa Barat
dan meningkatkan popularitas Ahmad Heryawan sebagai figur Gubernur berprestasi.
Hal ini menjadi modal kuatnya untuk maju kembali ke Pilkada Jawa Barat.
Pada Pemilihan Gubernur Jawa
Barat 2013, Ahmad Heryawan sempat dilanda isu kurangnya dukungan dari salah satu partai, yaitu Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ), namun akhirnya pasangan calon
gubernur-calon
wakil gubernur Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar (Aher-Demiz) dapat melangkah menuju pertarungan Pemilihan
Gubernur Jawa
Barat yang dilaksanakan pada hari Minggu, 24 Februari 2013. Akhirnya pada
tanggal 3 Maret 2013 Pasangan Cagub -
Cawagub nomor 4 Aher-Demiz ditetapkan menjadi pemenangan Pilgub Jabar dan akan
memimpin Jabar selama periode 2013 - 2018, pasangan ini meraih 6.515.313 suara atau sekitar 32
persen dari suara sah dari 26 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
2.2.2 Deddy Mizwar
Deddy Mizwar adalah seorang aktor senior dan sutradara Indonesia. Ia adalah
Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional periode
2006-2009. Deddy Mizwar
memutuskan
untuk terjun ke dunia politik dan menjadi Calon Wakil Gubernur dengan pasangan
Gubernur Petahana Ahmad
Heryawan.
Sejak 1997, Deddy Mizwar mendirikan
production house-nya sendiri, PT Demi Gisela Citra Sinema, dengan produksi
pertama serial tv "Mat Angin", disusul kemudian dengan serial ramadan
"Lorong Waktu" (6 season), "Demi Masa", "Kiamat Sudah
Dekat" (film dan serial tv), film "Ketika", film "Nagabonar
Jadi 2", serial tv "Para Pencari Tuhan", dan terakhir film
"Identitas" yang meraih Piala Citra sebagai film terbaik FFI 2009. Di
semua judul itu, Deddy Mizwar bertindak selaku produser sekaligus aktor dan sutradaranya.
Sinetron dan film produksi Citra Sinema dikenal konsisten
mengandung muatan religi dan komedi, meski beberapa judul bergenre drama,
misalnya serial tv "Adillah" (RCTI), "Rinduku CintaMu"
(SCTV), dan "Gerbang Penantian" (Lativi).
Pada tahun 2012
Deddy memutuskan terjun dalam dunia politik mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat dalam PILKADA Jawa Barat 2013
mendampingi gubernur Ahmad Heryawan. Dari hasil
penghitungan cepat (quick count)
sejumlah lembaga survei, pasangan Heryawan dan Deddy dinyatakan menang satu
putaran.
Akhirnya pada
tanggal 3 Maret 2013 Pasangan-
Cawagub nomor 4 Aher-Demiz ditetapkan menjadi pemenangan Pemilihan Gubernur Jawa Barat dan akan
memimpin Jaw Barat selama periode
2013 - 2018, pasangan ini
meraih 6.515.313 suara atau sekitar 32 persen dari suara sah dari 26
Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
2.3 Partai politik pendukung Pasangan
Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar
Kemenangan Ahmad Hermansyah dan Deddy Mizwar juga tidak
terlepas dari peran serta partai politik pendukung. Dalam hal ini pasangan
Ahmad Hermansyah dan Deddy Mizwar mendapat kepercayaan masyarakat Jawa Barat
dengan dukungan penuh dari empat partai politik, yaitu Partai Keadilan
Sejahtera (PKS), Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP), Partai Hanura dan
Partai Bulan Bintang (PBB).
Berdasarkan jumlah kursi di Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Jawa Barat, Partai Keadilan Sejahtera ( PKS )
mendapat 13 kursi (11,9%), Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) 8 kursi (7.3%),
Hanura 3 kursi (3.8%), sedangkan Partai Bulan Bintang ( PBB ) tidak meraih
kursi di DPRD Jawa Barat. Total partai pendukung Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar
memiliki 24 kursi atau 23% dari jumlah kursi DPRD Jawa Barat yang berjumlah 109
kursi. Jadi, Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar memiliki modal awal 23%
apabila berdasarkan hasil Pemilu legislatif tahun 2009. Sebagai informasi, pada
Pemilu 2009, Partai Demokrat menjadi kampium di Jawa Barat dengan perolehan 38
kursi.
Pemilu legislatif dan Pemilihan
Gubernur memang sangat berbeda. Dalam
Pemilihan Gubernur, pemilih tidak lagi loyal kepada partai, tetapi lebih
cenderung melihat sosoknya. Namun, partai tidak bisa diabaikan begitu saja
dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar yang didukung tiga partai Islam dan satu Partai Nasionalis
mempunyai peranan yang besar juga untuk memenangkan pasangan ini. Seperti kita
ketahui, Jawa Barat sejak Pemilu tahun 1955 merupakan basis Partai Islam,
karena mayoritas (90%) penduduk Jawa Barat adalah Muslim. Pemilih Partai Islam
yang notabene dari kalangan “Santri” tradisional yang ada di pedesaan, dan
“Santri” terdidik yang tingggal di perkotaan, banyak terkonsentrasi di
ex-Keresidenan Bogor (Bogor, Cianjur, Sukabumi dan Depok), Bandung Raya (Kota
Bandung, Cimahi dan Kabupaten Bandung, Bandung Barat) dan Priangan Timur
(Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Banjar).
Kombinasi koalisi Partai Islam
pendukung pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar menggambarkan gabungan kekuatan
politik Islam tradisional dan moderat. PKS dan PBB mewakili kekuatan politik
“Santri” perkotaan dan PPP menggambarkan kekuatan politik ‘Santri” Pedesaan
atau Tradisional. Berbeda dengan Jawa Timur, Pemilih Nahdiyin (NU) Jawa Barat
lebih cenderung berafiliasi ke Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) daripada Partai
Kebangkitan Bangsa ( PKB ). Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) mempunyai
basis massa kuat di Kota/Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Bogor dan
Sukabumi. Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ), memiliki basis di Depok,
Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Bandung dan Kota Cimahi. Partai Bulan Bintang ( PBB
) walaupun tidak memiliki kursi di DPR, tetapi memiliki basis kuat di Jawa
barat karena didukung oleh Ormas Islam Persis (Persatuan Islam) yang
berpusat di Bandung. Ditambah Partai Hanura, mewakili aspirasi pemilih
nasionalis.
Basis dukungan terhadap Partai
pengusung pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar ternyata tidak berbeda jauh dari
hasil pemilihan tanggal 24 Februari 2013. Pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar menang di 15 Kota/Kabupaten dari 26
Kota/Kabupaten yakni : Kab. Bogor, Kab.
Sukabumi, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kab. Kuningan, Kota
Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota
Tasikmalaya, Kota Banjar, dan Kab. Bandung Barat. Semuanya
menggambarkan wilayah basis partai pendukungnya yang telah disebutkan diatas.
Pasangan Ahmad Heryawan – Deddy
Mizwar kalah di daerah yang bukan basis
pemilih Partai Islam, seperti Kota/Kabupaten yang terletak diwilayah Pantai
Utara Jawa Barat yakni : Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Karawang dan Kota Cirebon. Kemudian Ahmad Heryawan kalah tipis di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten
Purwakarta dari pasangan nomor 3 Dede Yusuf - Lex Laksamana.
Berdasakan uraian di atas bahwa
dapat dilihat secara nyata bahwa partai politik yang mendukung pasangan Ahmad
Heryawan – Deddy Mizwar sangat berperan untuk memenangkan pasangan tersebut
dalam Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada ) Jawa Barat pada hari Minggu, 24 Februari 2013
lalu.
2.4 Proses sosialisasi Politik Pasangan
Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar dalam PILKADA Jawa Barat
Sosialisasi politik seperti yang telah dijelaskan diatas
merupakan bagaimana proses memasyarakatkan nilai-nilai politik yang sampai pada
akhirnya mempengaruhi sikap politik seseorang. Dalam hal ini, kemenangan
pasangan Ahmad Hermansyah dan Deddy Mizwar menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur
Jawa Barat juga tidak terlepas dari strategi politik yang digunakan. Dalam hal
ini adalah sosialisasi politik sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat jawa
Barat. Adapun sosialaisasi politik pasangan ini melalui agen sosialisasi
politik yaitu media massa dan kontak politik langsung.
Sosialisasi politik melalui media massa bukan merupakan hal
baru yang dilakukan para pelaku politik, hal ini diterapkan sejak lama. Media
massa sebagai agen sosialisasi politik memiliki peranan yang sangat penting
dalam sosialisasi politik. Karena melalui media massa masyarakat dapat
memperoleh informasi-informasi politik. Media massa merupakan sarana yang kuat
untuk membentuk sikap-sikap dan keyakinan politik.
Media massa seperti surat kabar,
radio, majalah, televisi dan internet memegang peran penting dalam menularkan
sikap-sikap dan nilai-nilai modern kepada bangsa-bangsa baru merdeka. Selain
memberikan infoprmasi tentang informasi-informasi politik, media massa juga
menyampaika nilai-nili utama yang dianut oleh masyarakatnya.
Untuk mencari dukungan dan simpati
dari masyarakat, pasangan nomor 4 Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar gencar
merealisasikan dan mempromosikan diri melalui beragai media massa, seperti
media cetak : pemasangan spanduk-spanduk, baleho raksasa, selebaran, Koran dan
majalah-majalah. Seperti calon lainnya, poster-poster pasangan Aher – Demiz ini
terpampang dimana-mana menghiasi Jawa Barat. Sedangka melalui media massa
elektronik seperti melalui iklan di radio, Televisi dan internet. Misalnya
beberapa hari menjelang pemungutan suara, adanya pemutaran film-film yang
disutradarai sekaligus dibintangi Deddy Mizwar di stasiun Televisi Nasional. Hal
ini tidak dapat difungkiri bahwa pemutaran itu secara tidak langsung
mengkampanyekan sosok Deddy Mizwar. Dengan begitu masyarakat secara tidak
langsung juga langsung mengingat wajah tersebut ketika pencoblosan nantinya.
Sudah bukan rahasia umum lagi, untuk
menarik simpati masyarakat maka melakukan para calon-calon legislative maupun
eksekutif turun ke lapangan berbagai kegiatan untuk masyarakat. Hal itu juga
dilakukan pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Ahmad Heryawan –
Deddy Mizwar. Pasangan ini aktif turun ke masyarakat, misalnya kegiatan
kunjungan Deddy Mizwar, Sabtu (14/01/2013) ke Pasar Sukatani sekitar pukul 13.00, yang
berlanjut ke SMPN 1 Sukatani, dan Terminal Sukatani. Dalam kegiatan itu, Dedy
bertemu sapa sekaligus menanyakan keadaan pasar pada para pedagang di Pasar
Sukatani. Selain itu masih banyak lagi kunjungan-kunjungan yang dilakukan
pasangan ini ke lapangan untuk melihat langsung kondisi masyarakat. Tentu saja
segala kegiatan ataupun kunjungan-kunjugan yang mereka lakukan secara tidak
memperkenalkan diri dan secara tersirat menarik simpati masyarakat agar
memberikan dukungan kepada pasangan ini.
Strategi ataupun cara sosialisasi politik yang sangat ampuh
yaitu kampanye politik. Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses
kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan
bertujuan untuk menciftakan suatu efek atau dampak tertentu.
Rogers dan Storey ( 1987 ) mendefinisikan kampanye sebagai
serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciftakan
efek tertentu pada sejumlah khalayak besar yang dilakukan secara berkelanjutan
pada kurun waktu tertentu.
Merujuk pada definisi di atas, maka kita dapat melihat bahwa
dalam setiap aktivitas kampanye mengandung pesan-pesan yang hendak disampaikan
secara terbuka dan melatarbelakangi tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Dalam hal ini, strategi ataupun cara sosialisasi politik
pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar
melakukan kampanye. Kampanye pada hari pertama sengaja
dilakukan dengan cara gerilya daripada melakukan pengumpulan massa di sebuah
lapangan. Alasannya, dengan cara gerilya dan blusukan ke
kampung-kampung, para kader dan relawan akan bertegur sapa dan bersilaturahmi
langsung dengan para calon pemilih sehingga kesan saling mengenal akan lebih
menonjol. Kemudian pada saat yang sama, para tim sukses juga memasang atribut
kampanye sehingga calon pemilih langsung melihat calon yang diperkenalkannya. Kampanye
secara gerilya sangat efektif, karena dengan cara menyapa dan gerilya ke pelosok pelosok dapat
merangkul calon pemilih yang belum tersapa.
Selain itu, hal lain yang menjadi alasan kampanye dilakukan
dengan cara gerilya sebab masih banyak ditemukan masyarakat yang belum
mengetahui kapan pelaksanan penyelengaran Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Selain
kampanye maka Tim Sukses juga sekaligus mensosialisasikan pelakasanan Pemilihan
Gubernur, karena banyak temuan di lapangan masih ada masyarakat yang tidak mengetahui
kapan pelaksanaan Pemilihan Gubernur tersebut.
Selanjutnya,
setelah kampanye secara geriya maka dilakukan kampanye gerilya, Tim sukses
pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar melakuan kampanye akbar yang menumpulkan
banyak massa yang banyak. Untuk menarik perhatian masyarakat agar menghadiri
kampanye tersebut, Tim sukses pasangan Aher – Demiz mendatangkan artis – artis
ibukota. Misalnya pada kampanye di lapangan Dadaha Tasik Malaya, mendatangkan
grup band Vegatoz. Maka dengan hadirnya para artis ibukota tersebut maka
membludaklah masyarakat yang datang.
Di hadapan massa, Deddy
Mizwar mengajak, supaya mendukung pasangan kancing merah tersebut tidak
sebatas mencoblos pada hari pemilihan. Tetapi lebih jauh mendukung ketika sudah
menjabat supaya selama menjabat tetap menjaga amanat rakyat dan melayani
rakyat.
Berbagai strategi atau cara pasangan
Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar dalam memperkenalkan diri dan menarik simpati dan
mencari dukungan masyarakat yang keseluruhan itu merupakan proses sosialisasi
politik pasangan tersebut yang pada akhirnya berhasil memenangkan Pilkada Jawa
Barat pada 24 Februari 2013 lalu.
2.5 Peran Popularitas Deddy Mizwar
dalam Kemenangan PILKADA Jawa Barat
Sudah menjadi rahasia umum bahwa popularitas dunia selebriti
mempengaruhi dunia perpolitikan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan
semakin banyakanya para selebriti tanah air yang terjun di dunia politik baik
eksekutif maupun legislatif. Kemenangan pasangan Ahmad Hermansyah dan Deddy
Mizwar tidak terlepas dari popularitas Deddy Mizwar yang berlatar belakangkan
seorang aktor dan produser film di Indonesia.
Kemenangan
pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar dalam Pilkada Jawa Barat bukan
indikasi bangkitnya partai Islam. Kemenangan itu lebih disebabkan faktor
popularitas Deddy Mizwar yang merupakan seorang artis
papan
atas yang mana popularitas artis lebih kuat dari pada politisi dalam Pemilihan
Gubernur Jawa Barat . Hal tersebut diungkapkan pengamat politik dari
Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit saat berbincang-bincang dengan kabar cepat.com,
Jumat (1/3/2013). Indikasi mengenai hal tersebut juga terlihat dari perolehan
suara pasangan Aher-Deddy. Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga
survei, pasangan ini hanya mampu meraih angka di kisaran 30 persen.
Hasil survei Indonesia Political Marketing Research (IPMR)
secara umum memotret kecenderungan pemilih dalam beberapa hari jelang Pilkada
Jabar. Antara lain adanya indikasi kenaikan angka pertisipasi warga Jabar.
Pemicunya tak lain tingginya tingkat popularitas beberapa pasangan calon
gubernur. Khususnya, Deddy Mizwar meraih 93,8 persen.
Survei ini dilakukan pada 9 sampai 19 Februari 2013
dengan metode tatap muka untuk mengetahui tingkat popularitas, dukungan,
elektabilitas, dan peta peluang serta ancaman suara dari masing-masing pasangan
Calon Gubernur Jwa Barat.
Proses survei ini juga menggunakan metode
proportionate multi stage random sampling terhadap 764 calon pemilih Pilgub
Jabar 2013. Sampel responden diambil secara proporsional dan dipilih acak di 25
kota atau kabupaten dan 54 desa atau kelurahan di Jabar. Pemilihan kelurahan,
RT, rumah, hingga responden yang diwawancarai di dalam rumah dipilih
menggunakan metode random murni dengan bantuan table random. Survei ini
menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin oferror pada angka
3,5 persen.
Dari penjelasan diatas dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa popularitas Deddy Mizwar yang merupakan aktor, sutradara dan
produser film cukup berperan dan berpengaruh pada kemenangan pasangan Ahmad
Heryawan – Deddy Mizwar pada pilkada Jabar pada 24 Februari lalu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sosialisasi
politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada
seseorang, dan bagaimana pula orang tersebut menentukan tanggapan serta
reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik tersebut. Melalui sosialisasi
politik, individu-individu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi secara
bertanggung jawab dalam kehidupan politik.
Kemenangan
pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar tidak lepas juga dari peran serta Partai
Politik yang mendukungnya. Dalam hal ini, ada empat Partai Politik pendukung
yaitu tiga terdiri dari partai Islam yakni Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ),
Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ), Partai Bulan Bintang ( PBB ) dan satu
dari partai nasionalis yakni Hanura.
Soialisasi
politik yang dilakukan pasangan nomor 4 Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar melalui
strategi-strategi atau cara yang efektif untuk menarik simpati dan dukungan
dari masyarakat Jawa Barat. Sosialisasi politik yang dilakukan seperti
melakukan kegiatan kunjungan-kunjungan langsung ke lapangan, kampanye gerilya
maupun kampanye akbar yang secara umum bertujuan untuk memeperkenalkan dan
sosialisasi diri ke masyarakat untuk mencari simpati dan dukungan.
Popularitas Deddy Mizwar sebagai
seorang selebriti yaitu aktor, sutradara dan produser papan atas memegang
peranan yang penting dalam kemenangan pasangan Aher – Demiz ini pada Pilkada
Jawa Barat pada 24 Februari 2013 lalu. Hal ini dikatakan berdasarkan beberapa
survey seperti yang dilakukan pengamat politik Universitas Indonesia ( UI ) dan
hasil survei Indonesia Political Marketing Research (IPMR).
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan studi kasus diatas popularitas mampu
mempengaruhi kemampuan figure politik. Diharapkan untuk masyarakat Indonesia
untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin bangsa, jangan hanya dipengaruhi oleh
popularitas tanpa memandang kualitas yang diharapkan. Karena seorang pemimpin
yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah pemimpin yang berkompeten, adil dan
mampu dalam menjalankan roda pemerintahan guna melayani masyarakat untuk
terwujudnya kesejahteraan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Damsar,
2010. Pengantar Sosiologi Politik.
Jakarta: Kencana
Duverger,
Maurice.1982.Sosiologi Politik.Jakarta
: Grafindo Persada
Erlinda,
Sri. 2009. Sosiologi Politik.
Pekanbaru : Cendikia Insani
Mas’oed,
Mohtar & Colin Mac Andrews.2001.Perbandingan
Sistem Politik.Yoyakarta : Gadjah Mada Univesity Press
Rush,
Michael & Philip Althoff.Pengantar
Sosilogi Politik.Jakarta:Grafindo Persada
Search Google :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar